Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: SBY dan Tokoh Lain Sebaiknya Turun Tangan Atasi "Hoax"

Kompas.com - 21/01/2017, 17:31 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Populi Center Usep S Ahyar mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono semestinya bisa ikut mengatasi penyebaran berita hoax maupun fitnah.

Menurut Usep, pernyataan SBY tentang juru fitnah dan penyebar hoax berkuasa justru menimbulkan kegaduhan yang dapat memperpanas situasi politik nasional.

Pada Jumat (20/1/2017) kemarin, SBY menulis status, "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar 'hoax' berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*".

(Baca juga Akun Twitter SBY: Ya Allah, Negara Kok Jadi Begini...)

Usep menilai bahwa pernyataan Presiden keenam RI tersebut terkesan politis karena bisa dimaknai menuding pihak tertentu.

"Walaupun kalimatnya doa, ketika diunggah di medsos, tentu dapat dinilai sebagai kritik yang bernuansa politik sehingga netizen banyak bertanya, kritiknya ditujukan kepada siapa? Maksud politiknya apa, dalam rangka apa?" ujar Usep saat dihubungi, Sabtu (21/1/2017).

Menurut Usep, meskipun yang menjadi substansi pernyataan SBY adalah memerangi berita hoax, namun semestinya disampaikan dengan pernyataan yang lebih baik.

Caranya bisa dengan mengajak pemerintah, masyarakat, dan para kader partainya untuk memerangi berita-berita bohong maupun fitnah. Bukan menyampaikannya dengan kata-kata demikian.

"Pemimpin-pemimpin bangsa, seperti Pak SBY dan tokoh lain, sebaiknya turun tangan mengatasi masalah ini dengan mewanti-wanti para pengikut khususnya dan bangsa, masyarakat pada umumnya, untuk sama-sama menjaga dan saling mengingatkan agar tidak terlibat dalam menyebarkan berita yang tidak jelas sumber dan faktanya. Tentu ini akan lebih adem rasanya," kata Usep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com