Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kicauan SBY di Twitter Bisa Jadi Bumerang

Kompas.com - 20/01/2017, 22:15 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kembali mengentak publik Indonesia melalui kicauan di akun Twitter pribadinya‏, @SBYudhoyono.

Kali ini, Ketua Umum Partai Demokrat itu menulis status dengan kalimat "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*"

Menanggapi kicauan SBY yang ramai diperbincangkan di tengah masyarakat ini, pengamat komunikasi politik, Maksimus Ramses Lalongkoe, mengatakan, kicauan SBY itu pasti memiliki tujuan dan maksud khusus.

“Entah itu kepada pemerintahan yang berkuasa ataupun kepada masyarakat Indonesia. Kata-kata yang digunakan dalam kicauan itu juga memiliki makna yang luas dan dalam,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (API) ini.

(Baca: Akun Twitter SBY: Ya Allah, Negara Kok Jadi Begini...)

Ramses mengatakan, jika masyarakat biasa yang berkicau, mungkin hal itu tidak berdampak. Namun, karena seorang mantan kepala negara yang bercericit, tentu hal tersebut berdampak.

“Dampak yang paling cepat adalah bagaimana publik memberikan komentar langsung, baik yang bernada positif maupun yang bernada negatif,” kata Ramses.

"Namun, yang pasti kicauan itu punya maksud dan tujuan, dan saya melihatnya kepada pemerintahan yang berkuasa dan kepada masyarakat luas," ucap Ramses, penulis buku Ahok Sang Pemimpin “Bajingan” itu.

Menurut Dosen Universitas Mercu Buana, Jakarta, ini, kicauan mantan presiden dua periode tersebut bisa menjadi bumerang. Sebab, kata-kata yang digunakan cenderung pesimistis daripada kata-kata yang membawa optimisme bagi keberlangsungan negara.

Seharusnya, kata Ramses, SBY sebagai mantan presiden dan sebagai tokoh bangsa tidak perlu terpancing dalam persoalan-persoalan kecil.

Membangun optimisme dan semangat kebangsaan yang lebih diutamakan daripada berkutat pada hal-hal yang tidak memiliki manfaat bagi kebaikan negara dan bangsa. 

Ramses mengatakan, publik tentu berharap, SBY lebih banyak menyampaikan pikiran-pikiran positif yang berdampak konstruktif ketimbang bercericit tentang sesuatu yang kurang bermanfaat.

"Sebaiknya Pak SBY lebih banyak menuangkan pikiran-pikiran positif untuk kemajuan bangsa Indonesia,” ucap Ramses.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menilai, kicauan SBY sudah dipikirkan matang-matang. SBY pun diyakini sudah memiliki sejumlah bukti sampai akhirnya mengeluarkan pernyataan itu.

"Saya kira kicauan beliau itu yang sangat singkat dan padat, sudah paripurna, sudah dipikirkan dalam-dalam dari beliau, dan tidak perlu ditafsirkan lagi," kata Roy saat dihubungi, Jumat (20/1/2017).

Menanggapi isi kicauan SBY, Roy berharap agar masyarakat Indonesia berintrospeksi.

"Saya sarankan setelah baca itu mari kita doakan bangsa ini bersama-sama dan mari kita jadikan ini introspeksi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com