Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Muri untuk Aksi Kamisan dalam Sepuluh Tahun Menolak Lupa...

Kompas.com - 20/01/2017, 07:23 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Aksi Kamisan yang kemarin dilakukan untuk memperingati 10 tahun sejak aksi pertamanya pada 18 Januari 2007 mendapatkan penghargaan dari  Muri (Museum Rekor Indonesia). 

Rekor Muri untuk aksi tergigih dalam memperjuangkan penegakan hukum terhadap pelanggaraan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia diberikan kepada Aksi Kamisan.

Sebagai informasi, Kamisan adalah bentuk perjuangan korban dan keluarga korban pelanggaran HAM dalam melawan lupa, dengan menuntut pemerintah menuntaskan kasus hukum pelanggaran HAM.

Dalam aksinya mereka memakai payung berwarna hitam sebagai simbol duka, perlindungan, dan keteguhan hati para korban. Aksi itu mereka lakukan setiap Kamis di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. 

"Kegigihan dan kegagahan perjuangan keluarga korban pelanggaran HAM yang tidak berputus asa menuntut keadilan patut mendapat apresiasi,” ujar pendiri MURI Jaya Suparna yang memberikan langsung penghargaan tersebut kepada para korban dalam "Sepuluh Tahun Aksi Kamisan", Kamis (19/01/2017).

Jaya pun yakin kalau aksi Kamisan akan lebih mendapat dukungan dari banyak pihak. Menurut dia, lambat laun masyarakat akan lebih memperhatikan salah satu bentuk simbol perlawanan ketidakadilan ini.

(Baca: 10 Tahun Melawan Lupa, Aksi Kamisan Terus Dapat Dukungan)

Sementara itu, Maria Katarina Sumarsih (65) yang merupakan penggagas aksi Kamisan menilai, penghargaan tersebut bisa jadi mengukuhkan Kamisan sebagai monumen atau museum ketidakadilan di Indonesia.

"Hal itu itu akan terwjud bila Presiden Jokowi (Joko Widodo) tidak mendengarkan kami dan menuntaskan secara hukum berbagai permasalahan pelanggaraan HAM di masa lalu," ujar Sumarsih.

Sumarsih telah berjuang selama belasan tahun sejak anaknya, BR Norma Irmawan atau Wawan, tewas ditembak dalam Peristiwa Semanggi I pada 13 November 1998.

Saat kasus penembakan yang menewaskan sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi menolak Sidang Istimewa 1998 itu tidak menemui titik terang, Sumarsih pun mulai berdiri di depan Istana Merdeka tiap Kamis, untuk meminta penyelesaian hukum.

 

(Baca: Sumarsih Memelihara Harapan dengan Aksi Kamisan...)

Aksi Kamisan telah dilakukan di periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, aksi ini terus berlanjut di era Presiden Jokowi dan akan terus dilakukan hingga ada titik terang penyelesaian kasus pelanggaran HAM.

Menurut Sumarsih, beberapa kasus yang harus diselesaikan pemerintahan Jokowi adalah penembakan Semanggi 1, Semangi 2, dan penembakan Trisaksi, serta penghilangan paksa aktivis.

Kemudian, kerusuhan Mei 13 dan 15 1998, Talangsari Lampung, Tanjung Priok 1984, tragedi 1965, pembunuhan aktivis HAM Munir dan tragedi Wasior-Wamena.

Adapun aktivis HAM Suciwati berharap agar Muri tak hanya memberikan penghargaan ini kepada aksi Kamisan, tetapi juga kepada Presiden Jokowi.

"Semoga ada juga penghargaan untuk Presiden Jokowi yang tidak pernah mendengarkan kami," kata Suciwati yang juga istri dari pendiri Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), Munir Said Thalib.

(Baca juga: "Kami Tidak Mau Anak Kami Mati Diculik, Ditembak, atau Diracun..")

Kompas TV 10 Tahun Menanti Respon Pemerintah-Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com