JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menuturkan, pemerintah mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di pulau Sumatera.
Menurut Siti, tahun ini Sumatera akan mengalami dua kali musim kemarau, yakni pada Februari dan Mei.
"Sumatera harus lebih hati-hati karena dia punya pola kemarau dua kali di bulan Februari sampai Mei," ujar Siti usai rapat koordinasi khusus tingkat menteri terkait Karhutla di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017).
Siti menuturkan, sejak 2 Januari hingga 18 Januari 2017, terpantau 17 titik api dengan probabilitas 50 persen.
Titik api tersebut tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Sumatera Selatan.
"Kami monitor terus karena sudah ada titik api sejak 2 Januari hingga kemarin. Jumlah titik api naik turun karena faktor musim hujan," ungkapnya.
Melihat adanya potensi kebakaran, Siti menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai upaya pencegahan.
Dia juga memastikan pemerintah akan bereaksi cepat melakukan pemadaman ketika titik api mulai menyebar.
Hal tersebut, kata Siti, terbukti dari data KLHK yang menyatakan jumlah titik api dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
Bersadarkan data yang dihitung menggunakan metode Terra Aqua, terdapat 37 titik api pada periode 1-19 Januari 2017.
Jumlah tersebut turun sebesar 52 persen jika dibandingkan tahun 2016, yaitu sebanyak 705 titik api.
Sedangkan bila diukur menggunakan metode NOA yang disepakati di negara-negara ASEAN, penurunan titik api mencapai 44 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.