Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura Berharap Tak Ada Lagi Kegaduhan karena Jatah Kursi Pimpinan DPR

Kompas.com - 13/01/2017, 08:23 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa untuk mendapatkan jatah tambahan satu kursi di jajaran pimpinan DPR dan MPR menuai reaksi.

Kedua partai ini berharap ada tambahan satu kursi lagi, di luar jatah PDI Perjuangan, sehingga masing-masing pimpinan DPR dan MPR diisi 7 orang.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding berharap, ke depannya tidak ada lagi kegaduhan berkaitan perebutan kursi pimpinan DPR-MPR.

"Saya kira tidak tepat, lah. Tidak kemudian semua 10 fraksi sebagai pimpinannya," kata Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan ini, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Penambahan kursi pimpinan DPR disepakati melalui revisi terbatas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (UU MD3).

Revisi terbatas ini pelaksanaan dari putusan MKD.

Hal itu dilakukan untuk mengakomodasi PDI Perjuangan yang menang pemilu legislatif 2014 dan merasa layak mendapatkan kursi pimpinan.

Sudding menekankan, penambahan kursi pimpinan hanya untuk PDI-P saja.

Ia mengatakan, perlu dilakukan revisi menyeluruh terhadap UU MD3 termasuk soal komposisi pimpinan DPR, apakah akan menggunakan sistem paket atau proporsional.

Hal itu perlu dilakukan agar pada parlemen periode berikutnya tidak terjadi lagi tarik menarik kepentingan seperti saat ini.

Sudding mengatakan, potensi kegaduhan sebetulnya sudah diperkirakan sejak komposisi pimpinan DPR-MPR akhirnya menggunakan sistem paket, untuk mengakomodasi Koalisi Merah Putih (KMP).

"Pada saat ada KIH-KMP, saya tahu benar pembahasan MD3 karena saya terlibat. Pada saat itu dugaan saya itu akan menimbulkan potensi konflik, potensi kegaduhan," kata Ketua DPP Partai Hanura itu.

"Mudah-mudahan ini pelajaran terakhir lah buat parlemen. Karena mengurus rakyat tidak semata-mata pada posisi ketua, sebagai anggota pun ketika itu menggunakan hati nuraninya," lanjut dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com