Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perwakilan Diterima Teten Masduki, Demonstran 121 Sepakati Empat Poin

Kompas.com - 12/01/2017, 20:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang perwakilan mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia yang berunjuk rasa di depan Istana Presiden, Kamis (12/1/2017) siang, diterima Kantor Staf Presiden (KSP).

Tiga mahasiswa dijemput oleh Deputi IV KSP Eko Sulistyo untuk masuk ke Kompleks Istana Presiden bertemu Kepala KSP Teten Masduki.

"Awalnya mereka tetap ingin bertemu Presiden Jokowi. Tapi Pak Teten bilang Presiden sudah menugaskan Kepala KSP untuk menemui pendemo," ujar Eko usai menemui perwakilan demonstrans.

(Baca: Polisi Sebut Massa Aksi 121 Akan Membubarkan Diri Setelah Pukul 20.00)

Pertemuan Teten dan Eko dengan perwakilan demonstrans itu mencapai empat kesepakatan.

Pertama, pemerintah menjamin tidak terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di penjuru Indonesia sebagai imbas dari kenaikan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax.

"Pak Teten tadi langsung menelepon jajaran direksi di PT Pertamina dan meminta agar jangan sampai ada kelangkaan BBM di seluruh Indonesia," ujar Eko.

Kedua, pemerintah sepakat memonitor harga bahan pokok atau tarif transportasi pascakenaikan harga Pertamax.

Ketiga, pemerintah menjamin dana yang didapat dari kebijakan pencabutan subsidi tarif dasar listrik dan kenaikan harga Pertamax betul-betul digunakan untuk program-program prorakyat.

"Pak Teten langsung mengajak mahasiswa tadi untuk ikut serta memastikan, mengecek bahwa program prorakyat dari pemerintah benar-benar tepat sasaran dan akan melaporkan ke pemerintah jika ada pelanggaran," ujar Eko.

(Baca: Isi Pertemuan Perwakilan Massa 121 dengan Pemerintah)

Terakhir, pemerintah menjamin kenaikan tarif administrasi STNK, BPKB dan SIM betul-betul berimbas pada perbaikan pelayanan publik.

Jika dalam tiga bulan ke depan menemukan penyelewengan atas kesepakatan itu, lanjut Eko, para mahasiswa akan kembali berdemonstrasi di Istana.

"Tapi Pak Teten memberikan ruang kepada mereka untuk kembali jika ada masalah suatu saat nanti," ujar Eko.

Eko merasa tuntutan para mahasiswa itu masih dalam batas kewajaran. Pemerintah pun, memang membutuhkan pengawasan langsung seperti apa yang dilaksanakan para mahasiswa tersebut.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com