Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Banggar DPR Sebut Tak Ada Usulan Biaya Surat Kendaraan Naik

Kompas.com - 06/01/2017, 18:23 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Sukamta mengatakan, tak pernah ada kesimpulan rapat Banggar yang mengatur soal kenaikan biaya administrasi dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Ia mengakui memang pernah ada diskusi dalam forum pendalaman yang menyinggung tentang hal tersebut, namun tak ada poin yang menjadi keputusan Banggar.

"Tidak menjadi sebuah keputusan di Banggar bahwa pemerintah diminta untuk menaikan biaya STNK dan BPKB. Kalau diskusi ada saja ide-ide dilontarkan banyak anggota Banggar," ujar Sukamta di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2017).

"Apalagi besarannya sampai 300 persen. Seingat saya tidak ada keputusan itu," kata politisi PKS itu.

Adapun, Fraksi PKS meminta pemerintah mengevaluasi dan meninjau kembali kebijakan tersebut. Sebab, kenaikan biaya kendaraan akan berdampak pada masyarakat secara luas.

(Baca: PKS Minta Pemerintah Cabut Kebijakan yang Beratkan Masyarakat Bawah)

Bahkan, PKS mengusulkan agar kebijakan tersebut dicabut, kecuali bagi masyarakat kelas atas.

"Kalau yang punya mobil-mobil mewah, tidak ada masalah. Dia impor pajaknya saja sudah mahal. Tapi yang punya STNK ini juga mereka yang mencari kehidupan dari ojek, kan harus bayar STNK. Artinya mayoritas kena juga kenaikan biaya pengurusan STNK dan BPKB," tuturnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan bahwa kenaikan tarif pengurusan STNK dan BPKB sudah dibahas lintas lembaga, tak hanya sepihak oleh Polri.

"Sudah dibicarakan cukup panjang dengan Komisi III DPR dan Banggar. Usulan itu banyak juga yang dari Banggar," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

(Baca: Menurut Kapolri, Kenaikan Tarif Urus STNK dan BPKB Sudah Disetujui DPR)

Kompas TV Kenaikan Tarif STNK dan BPKB Tidak Diikuti dengan Pelayanan Baik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com