Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejaksaan Agung Dinilai Tak Transparan Rilis Capaian Kinerja

Kompas.com - 04/01/2017, 16:27 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara publik Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Julius Ibrani menilai, Kejaksaan Agung tidak transparan dalam memaparkan hasil kinerja tahun 2016.

Khususnya, dalam capaian penanganan kasus korupsi.

"Kalau Kejaksaan mengatakan ada capaian, ada peningkatan tapi indikator dan angkanya tidak dibuka, jadi tidak transparan. Artinya itu sebuah pernyataan yang politis dan pencitraan," kata Julius, saat dihubungi, Rabu (4/1/2017).

Dalam rilis kinerja capaian yang disampaikan pada hari ini, Kejaksaan Agung mengklaim terjadi peningkatan penanganan kasus korupsi.

Namun, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Muhammad Rum tidak menyebutkan angka penanganan kasus di lembaganya.

Dengan demikian, belum diketahui berapa persen kenaikan jumlah kasus korupsi yang ditangani Kejaksaan pada tahun ini jika dibandingkan tahun lalu.

Selama 2016, Kejaksaan Agung telah menangani perkara terkait pidana khusus di tingkat penyelidikan sebanyak 1.451 perkara.

Adapun yang naik ke tingkat penyidikan sebanyak 1.392 perkara.

Sementara itu, di tingkat penuntutan, Kejagung menangani 2.066 perkara. Angka itu termasuk limpahan perkara dari kepolisian.

Julius menyebutkan, seharusnya Kejaksaan Agung dapat membuat capaian kinerja secara lebih detil.

Ia mencontohkan, dari angka perkara di tingkat penuntutan, Kejaksaan Agung dapat merilis hasil vonis dibandingkan tuntutan Jaksa.

"Ada persentase atau grade. Grade tinggi, putusannya lebih dari tuntutan, yang sedang itu 2/3 tuntutan tercapai, yang rendah di bawah 1/3 tuntutan jadi putusan. Tapi tidak diberitahu ke publik," ujar Julius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com