JEMBER, KOMPAS.com - Putri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau biasa disapa Yenny Wahid, mengingatkan kembali mengenai pesan kedamaian almarhum ayahnya.
Pesan ini disampaikan dalam haul Gus Dur di Yayasan Raudlah Darus Salam Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jatim, Selasa (27/12/2016) malam.
Dalam pidatonya, Yenny berpesan kepada bangsa dan negara untuk selalu menjaga kedamaian di negeri tercinta Indonesia dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Pemikiran almarhum Gus Dur selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat dunia bahwa Islam mengajak persaudaraan dan perdamaian, bukan untuk memecah belah persatuan umat," ujar perempuan kelahiran Jombang, 29 Oktober 1974 tersebut.
Yenny yang memiliki pola pikir tidak jauh dengan Gus Dur itu mengajak masyarakat lebih mengedepankan Islam yang moderat, menghargai pluralisme, dan selalu pembawa pesan kedamaian, sehingga bisa meneruskan perjuangan almarhum ayahnya.
Sedangkan Bupati Jember Faida mengatakan, hal yang perlu diingat dari Gus Dur adalah kiprahnya dalam bidang kemanusiaan dan perdamaian, serta pluralisme yang menghargai perbedaan.
"Beliau selalu menekankan kalau ada yang lebih penting dari politik dan kekuasaan adalah kemanusiaan, sehingga tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian," ujar Bupati pertama perempuan di Jember itu.
Ia mengatakan, Gus Dur dikenal sebagai tokoh pluralisme karena menghormati perbedaan, sehingga perlu diteladani oleh semua pihak.
Apalagi Gus Dur selalu menjadi tokoh terdepan dalam memerangi sikap-sikap intoleran dari suatu penganut agama.