Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susun Pengurus Hanura, Oesman Sapta Minta Petunjuk Wiranto

Kompas.com - 24/12/2016, 06:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Hanura segera menyusun kepengurusan baru setelah Oesman Sapta Odang terpilih sebagai ketua umum. Ketua Dewan pembina Partai Hanura Wiranto, dipercaya sebagai ketua formaturnya.

Adapun Oesman sebagai sekretaris formatur.

"Karena Ketua Dewan Pembina Pak Wiranto, saya penggantinya Pak Wiranto. Tentu saya harus berkonsultasi dengan Pak Wiranto. Karena Pak Wiranto yang mendukung saya untuk menggantikan beliau dan meneruskan perjuangan beliau," kata Oesman Sapta dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/12/2016).

Nantinya, lanjut Oesman, semua posisi akan dirundingkan terlebih dahulu dengan Wiranto, termasuk untuk posisi Sekjen yang merupakan orang nomor dua di Partai.

"Mungkin dari Pak Wiranto ada calon, kalau saya kan orang baru. Belum tau bagaimana mekanisme sebenarnya di partai itu. Jadi saya harus betul betul mendapat bimbingan dari beliau," ucap Oesman. (Baca: Jadi Ketum, Oesman Sapta Targetkan Hanura Masuk Tiga Besar)

Oesman menyatakan, penyusunan kepengurusan ini harus diawali dengan semangat kebersamaan untuk membesarkan partai. Dengan begitu, diharapkan lahir kepengurusan yang terbaik.

"Kalau kaku dan tidak luwes, masyarakat juga akan sulit untuk mendukung partai di pemilu 2019. Karenanya, musyawarah dan mufakat itu akan kami lakukan, agar masyarakat bisa menilai partai mana yang menjunjung tinggi nilai nilai kebangsaan," ucap Wakil Ketua MPR ini.

Kompas TV MKD Tidak Pernah Memutus Setya Novanto Bersalah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com