JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengapresiasi kinerja kepolisian yang berhasil menemukan benda diduga bom di dalam sebuah rumah yang berada di Jalan Bintara Jaya 8, Kota Bekasi, pada Sabtu (10/12/2016) lalu.
Bom tersebut rencananya akan diledakkan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (11/12/2016) pagi, saat pergantian pasukan jaga pasukan pengamanan presiden.
"Pertama, kami memberikan apresiasi pada kerja kepolisian. Ini menunjukan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme," kata Pramono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Menurut Pramono, pasca pengungkapan temuan bom itu, Jokowi sudah memanggil Kapolri, Panglima TNI, Kapolda Metro Jaya, dan Pandam Jaya.
(Baca: Kepala BNP2TKI Benarkan Ada Tersangka Bom Bekasi yang Tercatat sebagai TKI)
Jokowi memastikan keamanan tetap terjaga selama ia melakukan kunjungan kerja ke India dan Iran pada 11-15 Desember.
"Tentunya tidak ada penambahan keamanan secara khusus di lingkungan Istana. Kami memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Polri, Densus 88, dan TNI berkaitan dengan bagaimana persoalan terorisme ini bisa tertangani secara baik," tambah Pramono.
Ia juga mengatakan, pergantian pasukan jaga Paspampres tetap akan dilakukan secara terbuka di depan Istana Merdeka.
Sebelumnya, pergantian jaga ini dilakukan di dalam Kompleks Istana dan tidak terbuka untuk publik.
(Baca: Polisi Temukan Surat Wasiat dari "Pengantin Bom" Bekasi untuk Orangtuanya)
Namun, sejak 17 Juli lalu, Jokowi mengubah tradisi tersebut sehingga atraksi pergantian jaga Paspampres bisa disaksikan oleh masyarakat.
"Dengan adanya ancaaman ini tidak serta merta mengubah itu. Tetap akan dilakukan karena tradisi pergantian jaga supaya masyarakat bisa menikmati. Tapi tentunya dengan adanya ancaman itu, kewaspadaaan tetap perlu," ucap Pramono.