JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid membenarkan bahwa salah satu tersangka bom di Bekasi, DYN, terdaftar di BNP2TKI sebagai TKI.
DYN telah ditangkap oleh Datasemen Khusus 88 Antiteror di kontrakan kamar 104 di Perum Bintara Jaya VIII pada Sabtu (10/12/2016).
"Ya memang benar, yang bersangkutan tercatat sebagai TKI. Dan kami memang sudah sejak lama memberikan peringatan kepada TKI agar hati-hati karena memang gerakan ISIS dan teror menyasar TKI untuk direkrut,” kata Nusron Wahid, Minggu (11/12).
Nusron menjelaskan, berdasarkan data di BNP2TKI, DYN lahir di Cirebon tanggal 4 Juli 1985. Calon "pengantin" itu memiliki pendidikan terakhir tamatan SMU.
DYN memegang paspor bernomor AN537753 dengan tanggal paspor 26 Januari 2010 dan nomor visa 571095/62. Nusron menuturkan, saat itu DYN menjadi TKI dengan tujuan Oman. DYN diberangkatkan oleh PPTKIS Hijrah Amal Pratama.
Di Oman, ia bekerja sebagai Women Worker dengan majikan Hamad Saleem Mansour. Menurut Nusron, lembaganya telah melakukan pengetatan dan pencegahan agar para TKI tidak dapat didoktrin Ike organisasi teroris ketika di luar negeri.
Bahkan, sebelum Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP), lanjut dia, juga ditekankan nilai-nilai Pancasila.
"Dan dalam penyuluhan terhadap TKI di luar negeri, BNP2TKI juga menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk mengantisipasi TKI yang hendak bergabung dengan ISIS atau kelompok-kelompok teroris lainnya," ucap Nusron. (Baca: Kronologi Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi)
Dengan penangkapan DYN, Nusron kembali mengingatkan kepada para TKI di luar negeri maupun masyarakat yang punya minat bekerja sebagai TKI untuk berhati-hati terhadap ajakan melalui doktrin-doktrin yang mengatasnamakan agama maupun jihad.
Bom yang ditemukan di kawasan Bintara tersebut memiliki bobot seberat 3 kilogram berjenis TATP dan berbentuk rice cooker. Bom ini memiliki daya ledak tinggi dengan daya penghancuran seluas radius 300 meter dan kecepatan 4.000 km/jam.
Mereka diduga merupakan sel yang dibentuk oleh Bahrun Naim. Adapun Bahrun merupakan warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh di Suriah setelah ia bergabung dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Selain DYN, Densus 88 mengamankan tiga tersangka lainnya. Dua orang tersangka, MNS dan AS, diamankan di flyover Kalimalang. Sedangkan SY diamankan di Dusun Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar. Saat ini, dua orang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Keduanya diduga ikut membantu merakit bom.