JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I, Tantowi Yahya, mengaku sudah mengetahui sejak lama perihal pengajuan dirinya sebagai calon duta besar Indonesia di Wellington, Selandia Baru.
Meski begitu, ia mengaku belum menyiapkan diri. Tantowi beralasan, ia masih aktif di Komisi I.
"(Sudah ada pembicaraan) cukup lama ya. Sekitar tiga bulan yang lalu," ujar Tantowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/1/2016).
(Baca: Jokowi Ajukan Yuddy Chrisnandi, Tantowi, hingga Ikrar Nusa Bhakti Jadi Dubes)
Politisi Partai Golkar itu mengaku sudah cukup mengenal Selandia Baru, tempat dia bertugas.
Meski tak memiliki pengalaman sebagai diplomat, ia meyakini pengalaman tujuh tahun duduk di Komisi I DPR telah memberinya cukup banyak bekal terkait hubungan luar negeri.
Komisi I, lanjut dia, bertugas melakukan pengawasan kepada Kementerian Luar Negeri, paling tidak memberikannya gambaran terkait tugas-tugas kepala perwakilan luar negeri.
"Insya Allah kalau tugas-tugas pokok saya sudah paham," tutur mantan Wakil Ketua Komisi I DPR itu.
(Baca: Komisi I DPR Bakal Kebut "Fit and Proper Test" 23 Calon Dubes)
Surat pengajuan 23 nama calon duta besar telah dikirimkan ke DPR dan akan segera diproses dalam rapat pimpinan DPR.
Berikut 23 nama calon dubes yang diajukan Jokowi ke DPR:
1. Tokyo: Arifin Tasrif
2. Athena: Ferry Adamhar
3. Bogota: Priyo Iswanto
4. Canberra: Kristiarto Legowo
5. Dili: Sahat Sitorus
6. Geneva: Hasan Kleib
7. Kabul: Mayjen Dr Ir Arief Rachman
8. Kolombo: Ngurah Ardiyasa
9. Kiev: Prof Dr Yuddy Chrisnandi
10. Manama: Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma: Esti Andayani
12. Seoul: Umar Hadi
13. Wina: Darmansjah Djumala
14. New Delhi: Arto Suryodipuro
15. Dhaka: Rina Soemarno
16. Amman: Andy Rachmianto
17. Bratislava: Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salaam: Prof. Radar Pardede
19. Wellington: Tantowi Yahya
20. Zagreb: Komjen (pol) Sjahroedin
21. Astana: Rachmat Pramono
22. Tunis: Ikrar Nusa Bhakti
23. Kuala Lumpur: Rusdi Kirana