Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Munir Curiga Ada Nama dalam Dokumen TPF yang Ingin Dilindungi Pemerintah

Kompas.com - 27/11/2016, 17:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, Asfinawati, mengatakan, hingga saat ini belum terlihat itikad baik pemerintah untuk mengusut tuntas kasus Munir.

Padahal, salinan dokumen sudah diserahkan oleh mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi kepada pemerintahan Joko Widodo.

Asfinawati meyakini pemerintah sekarang melindungi nama-nama yang tertera dalam dokumen hasil investigasi Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk pada era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kenapa pemerintah tidak mau umumkan saja dokumen yang diberikan SBY? Ada nama siapa sih di dalamnya?" ujar Asfinawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (27/11/2016).

Bungkamnya pemerintah justru menimbulkan kecurigaan di masyarakat bahwa ada yang ditutup-tutupi oleh pemerintahan Jokowi. Diduga, ada nama orang dekat Jokowi yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.

"Kalaupun ada nama terkait pemerintahan Jokowi, demi hukum Jokowi semestinya tidak memberi privilege buat mereka dan membuang mereka dari pemerintahan," kata Asfinawati.

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menganggap ada sesuatu yang sengaja disembunyikan oleh pemerintahan Jokowi. Ia menilai, sejak awal kasus ini muncul, banyak kekuatan politik yang mencoba menggagalkan pengungkapan kasus Munir.

Menurut dia, kasus Munir lekat dengan persoalan Badan Intelijen Negara yang saat itu dipimpin oleh Hendropriyono.

"Kalau dilihat ke belakang, Hendropriyono adalah salah satu koneksi politik yang sangat dekat dengan Jokowi," kata Haris.

Kini Kementerian Sekretaris Negara menggugat putusan Komisi Informasi Publik ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. KIP memutuskan bahwa pemerintah harus mengumumkan dokumen TPF Munir ke publik.

Haris mengatakan, pendaftaran gugatan ke PTUN itu menunjukkan adanya kekuatan politik yang mempengaruhi perlawanan pemerintah terhadap putusan itu.

"Perlawanan putusan KIP itu tindakan politis untuk melindunhg nama-nama tertentu yang kemnungkinan besar akan disebut jika dokumen ini dibuka," kata Haris.

Kompas TV Kemana Hilangnya Dokumen TPF Munir?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com