Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedekatan Dua Sekjen PPP Beda Kubu

Kompas.com - 28/10/2016, 19:34 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perseteruan dalam politik tak mesti berlanjut dalam keseharian. Apalagi memutus silaturahmi.

Itu yang terjadi pada dua Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berbeda kubu. Arsul Sani Sekjen PPP kubu Romahurmuziy dan Dimyati Natakusumah Sekjen PPP kubu Djan Faridz.

Keduanya nampak akrab bercengkrama sebelum mengikuti Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Padahal Arsul dan Dimyati, masih terbelit konflik politik di internal PPP. Saat ini, Djan Faridz tengah menuntut keabsahan Surat Keputusan (SK) PPP Romahurmuziy yang diterbitkan Menteri Hukum dan HAM.

Bahkan mereka sempat berfoto. Tindakan itu dicandai oleh beberapa anggota DPR dari partai lain yang berada di dekat keduanya. 

(Baca: Sekjen PPP Berharap Menkumham Konsisten dengan Pernyataannya Terkait SK)

"Ayo-ayo foto bareng dulu, nanti fotonya dikasih ke Romy (Romahurmuziy)," ucap beberapa anggota dewan yang berada di dekat mereka.

Arsul dan Dimyati pun berfoto bersama lantas diabadikan oleh rekan-rekan anggota dewan di dekat mereka.

Usai berfoto mereka berdua tertawa. Arsul saat diwawancarai mengaku di antara mereka berdua tetap memelihara silaturahmi, meski dalam sikap di partai berbeda.

Ia menambahkan saat bertemu Dimyati biasanya membicarakan hal-hal ringan di luar partai seperti keluarga dan lain sebagainya.

"Malah jarang ngobrol soal partai agar kalo ketemu tidak terus tarik urat," tutur Arsul.

Kompas TV Massa Anggap Kepengurusan Romahurmuziy Tidak Sah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com