JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, bisnis di bidang syariah dalam negeri saat ini belum dikembangkan dengan baik.
Padahal, bisnis di bidang syariah sangat potensial mengingat penduduk Indonesia yang mayoritas adalah Muslim.
"Saya kaget angka keuangan syariah kita kecil sekali, baru 5 persen," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional dan Muktamar Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) di Jakarta, Jumat (21/10/2016).
"Masih kalah dengan negara yang penduduknya bukan mayoritas Muslim. Dengan Korea kalah, dengan Inggris kalah, apalagi dengan Malaysia. Sudah jauh sekali," ucap Jokowi.
Jokowi pun merayu para anggota ormas PERTI yang hadir dalam acara tersebut untuk memulai bisnis syariah.
Ia mengatakan, bisnis syariah bukan hanya bisa dilakukan di bidang keuangan dan perbankan.
Masih banyak jenis bisnis syariah lain yang dapat dilakukan seperti restoran, pariwisata dan industri yang usahanya menggunakan cara syariah.
Dengan banyaknya masyarakat yang berpartisipasi di bisnis syariah, maka diharapkan sektor ini bisa turut membantu perekonomian Indonesia.
"Ekonomi Syariah itu besar sekali, masih banyak yang bisa kita gali," kata Presiden.