Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basmi Pungli, Ombudsman Minta Instansi Pemerintah Perkuat Pengawasan Internal

Kompas.com - 15/10/2016, 10:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Ombudsman RI La Ode Ida menganggap pembentukan tim khusus sapu bersih pungutan liar sebenarnya tak perlu dilakukan.

Sebab, setiap instansi pemerintah sudah memiliki lembaga pengawasan internal yang berkewajiban penuh menindak oknum-oknum pungli itu.

"Tidak usah jauh-jauh, internal dulu saja dibersihkan. Terjadi pungutan liar karena tidak efektif pengawasan internal," ujar Ida dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (15/10/2016).

Ida menganggap dibentuknya operasi pemberantasan pungli setelah momentum tangkap tangan di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bukan hal yang luar biasa.

Menurut dia, sekitar 50 persen laporan yang masuk ke Ombudsman terkait pungli di sejumlah instansi. Jumlahnya pungutannya pun ada yang jumlahnya besar, lebih dari hasil tangkap tangan di Kemenhub. Salah satunya pungli di sektor pendidikan.

"Ada toleransi tahu sama tahu dalam instansi itu. Pimpinan instansi yang cenderung korupsi, dia biaarkan aja," kata Ida.

Pembentukan tim khusus untuk bersih-bersih pungli, menurut Ida, justru membuat beban baru bagi negara terutama untuk pembiataan.

Padahal, di Indonesia sudah ada lembaga yang bertindak sebagai pengawasan seperti DPR, Ombudsman, dan masyarakat yang melapor sebagai whistle blower.

Ombudsman, kata dia, selalu memberikan rekomendasi kepada aparat penegak hukum atas laporan yang diterima.

"Banyaknya pungli bukti pengawasan internal instansi pemerintah yang kendor, padahal ada inspektorat," kata Ida.

Oleh karena itu, menurut Ida, pemerintah harus ditekan untuk mengoptimalkan pengawasan internal. Jika tak percaya dengan kinerja pengawasan internal, maka dibubarkan saja jajaran inspektorat yang berwenang melakukan pengawasan itu.

"Makanya kalau ada persoalan indikasi pungli, laporkan ke inspektorat. Ada jalur lain, lapor ke polisi, Ombudsman, KPK," kata dia.

Kompas TV Sehari Sebelum OTT, Jokowi Sudah Beri Peringatan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com