Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Petani Tembakau Beralih ke Tanaman Lain?

Kompas.com - 02/10/2016, 08:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Berbagai rencana kebijakan pengendalian produksi dan konsumsi rokok di Indonesia tak kunjung dapat terlaksana karena adanya kekhawatiran sejumlah pihak akan nasib petani tembakau.

Lantas, apa solusi agar kebijakan pengendalian produksi dan konsumsi rokok bisa terlaksana tanpa mengganggu nasib petani tembakau?

Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany menyatakan, petani tembakau dapat dialihkan ke tanaman lain, terutama tanaman buah-buahan. 

"Bisa durian, rambutan, atau salak," kata Hasbullah dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, pada Jumat (30/9/2016) lalu.

Menurut Hasbullah, mengalihkan petani tembakau ke tanaman lain bukan hal yang sulit. Ia menilai hanya dibutuhkan keseriusan dan komitmen pemerintah untuk dapat merealisasikan kebijakan tersebut.

Ia kemudian mencontohkan Pemerintah Thailand yang dinilainya sukses mengembangkan produksi pertanian jenis buah-buahan.

"Kalau kita jalan-jalan ke Thailand, apa pernah kita menemukan durian medan, salak pondoh? Tapi di sini, coba lihat. Kenapa tidak mendorong petani tembakau ke situ," ujar Hasbullah.

"Banyak ruang bisnis yang lebih menguntungkan dan lebih bermartabat. Mengapa tidak kita pindahkan secara bertahap," ujarnya.

Di luar konsep yang diusulkannya, Hasbullah menilai adanya kekhawatiran akan nasib petani tembakau sebenarya hanya isu yang digulirkan para pengusaha rokok dan para pelindungnya untuk mempertahankan kepentingan. 

Menurut Hasbullah, dikedepankannya isu nasib petani tembakau oleh para pelindung kepentingan industri rokok sebenarnya tidak sesuai dengan fakta.

Ia menyebut pada faktanya nasib petani tembakau jauh dari kata sejahtera. Ia kemudian menyoroti impor tembakau yang dilakukan perusahaan-perusahaan rokok besar.

Hasbullah menyebut data dari Kementerian Perdagangan mengenai statistik perkebunan di Indonesia memperlihatkan terjadi tren kenaikan impor tembakau setiap tahunnya.

Menurut dia, tembakau kebanyakan diimpor dari China dan sebagian kecil dari Amerika Serikat.

Sampai 2012, kata dia, jumlah tembakau impor bahkan sudah mencapai 72,5 persen dari total penggunaan tembakau untuk industri di Indonesia.

"Jadi kalau DPR mau membuat undang-undang mengenai tembakau untuk melindungi petani tembakau, pertanyaannya, petani yang  mana? Kalau memang mau melindungi stop saja impornya," ucap Hasbullah.

Kompas TV Isu Kenaikan Harga Rokok Menyumbang Inflasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com