Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Ketua MPR Ajak Masyarakat Pahami Pentingnya Nilai-nilai Kebangsaan

Kompas.com - 29/09/2016, 13:30 WIB
advertorial

Penulis

Pada Rabu (28/9/2016) lalu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan melakukan kunjungan ke Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli memberikan studium general seputar empat konsensus kebangsaan.

Ia pun mengatakan bahwa ada begitu banyak kemajuan yang sudah didapat bangsa Indonesia setelah 18 tahun berada dalam era reformasi. Dua hal yang paling dirasakan adalah otonomi daerah yang luas dan kebebasan berpendapat bagi masyarakat.

Meskipun demikian, Zulkifli merasa bangsa ini juga mengalami sejumlah kemunduran yang mengancam keutuhan bangsa, seperti memudarnya nilai-nilai luhur.

"Orang hafal Pancasila tetapi perilakunya jauh dari dasar negara itu," ujar Zulkifli. 

Ancaman kedua adalah kesenjangan sosial yang semakin lebar, baik itu antar individu maupun antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

"Kedua hal ini harus dibenahi," ucapnya.

Oleh karena itu, Zulkifli mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memahami wawasan kebangsaan dan empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Ia yakin jika betul-betul dipahami, maka masyarakat dalam mengaplikasikan setiap pemahaman ke dalam kehidupan sehari-hari.

Zulkifli berkata, "Inilah yang harus terus kita sosialisasikan."

Selain itu, Zulkifli juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk turut serta dalam upaya pembangunan karakter bangsa. Sebab, mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, bukan hanya tugas MPR RI sebagai lembaga negara tertinggi. Menurutnya, upaya tersebut merupakan tugas dan kewajiban pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga perguruan tinggi.

Seperti yang diucapkan langsung oleh Zulkifli di hadapan para mahasiswa, dosen, dan petinggi Universitas Diponegoro, "Kalau hanya dikerjakan MPR tidak akan maksimal."

"Mari bersama-sama kita bangun karakter bangsa," tambahnya.

Apabila nilai-nilai luhur yang disebutkan di atas diterapkan secara menyeluruh, tentu cita-cita dan harapan bangsa dapat terwujud. Sehingga, perjuangan para pahlawan terdahulu tidak akan sia-sia. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com