JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil menyayangkan bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (20/9/2016) kemarin.
Bencana itu menewaskan 20 orang dan mengakibatkan ribuan orang lainnya mengalami luka.
Menurut Sofyan, seharusnya pemerintah daerah memiliki peta daerah rawan banjir dan longsor.
Peta itulah yang jadi acuan bagi pemerintah daerah untuk memperbolehkan suatu lokasi ditempati masyarakat atau tidak.
"Nah, apakah kabupaten sudah mengantisipasi itu atau tidak?" ujar Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Jika memang lokasi banjir dan tanah longsor di Garut itu telah dipetakan sebagai daerah rawan bencana, seharusnya tidak dapat ditinggali penduduk. Pemerintah daerah setempat seharusnya melakukan fungsi pengawasannya.
"Harusnya memang tata ruang daerah bencana itu harus dijadikan kawasan hutan atau kawasan hijau. Supaya tidak ada penghununinya, begitu," ujar Sofyan.
Pemerintah pusat, lanjut dia, sebenarnya telah memetakan d mana saja daerah rawan bencana. Pemerintah pun telah menetapkan sejumlah daerah sebagai rawan bencana.
Misalnya Pangandaran, Jawa Barat; Karo, Sumatera Utara dan beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Namun, Sofyan mengaku tidak mengetahui apakah daerah itu rawan bencana atau tidak. "Kalau Garut saya belum tahu, nanti saya cek dulu," ujar dia.
Jika memang wilayah yang dilanda banjir dan longsor di Garut itu merupakan wilayah rawan bencana, pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah menyusun regulasi untuk menetapkan bahwa daerah itu merupakan daerah rawan bencana.
Sebelumnya diberitakan, Selasa (20/9/2016) pukul 23.00 WIB, terjadi banjir bandang yang melanda Kecamatan Tarogong Kidul dan Kecamatan Garut Kota.
(Baca: Pengungsi akibat Banjir Bandang di Garut Mencapai 1.000 Orang)
Banjir disebabkan hujan deras yang membuat Sungai Cimanuk meluap. Akibat banjir ini, setidaknya 400 rumah terendam banjir.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, hingga pukul 16.30 WIB, tercatat 20 orang meninggal dunia dan 14 orang lainnya dinyatakan hilang dalam bencana banjir di Garut, Jawa Barat.