Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata, Polri Intensifkan Pengamanan di Papua

Kompas.com - 13/09/2016, 16:28 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan, kepolisian akan mengintensifkan pengamanan di Papua pasca-penembakan seorang guru honorer, Yuni Yesra (27).

Yuni tewas ditembak oleh kelompok bersenjata di kampung Karobate, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Senin (12/9/2016) sekitar pukul 18.30 WIT.

"Sekarang memang kami sangat intensif untuk amankan Papua. TNI-Polri sudah siaga di sana. Ada atensi khusus untuk keamanan Papua," ujar Syafruddin, saat ditemui seusai rapat tertutup di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2016).

(Baca: Guru Korban Kelompok Bersenjata di Papua Dibawa ke Makassar)

Syafruddin mengatakan, saat ini sudah ada 3 batalion pasukan Brigade Mobil (Brimob) yang siap siaga di Papua.

Penambahan pasukan belum perlu dilakukan.

"Kami akan siaga terus, pasukan sudah banyak sekali tidak perlu ditambah. Paling tidak ada 3 batalion Brimob di sana," kata dia.

Syafruddin juga mengingatkan, menyikapi peristiwa kekerasan di Papua, diperlukan hubungan simbiosis mutualisme antara masyarakat dengan aparat keamanan.

"Satu-dua ada kejadian, itulah perlu introspeksi bagi masyarakat, aparat keamanan supaya ada hubungan simbiosis mutualisme," kata Syafruddin.

Perkuat pasukan

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw sebelumnya mengatakan, dua regu Brimob kini dikirim ke kawasan Mulia untuk memperkuat pasukan yang ada untuk mengejar kelompok bersenjata yang menembak seorang guru.

"Dua regu pasukan brimob siap diberangkatkan ke Mulia untuk membantu mengejar para pelaku," ucap Kapolda Papua Irjen Pol Waterpauw di Jayapura, Selasa (13/9/2016).

Dia mengatakan, selain menyiapkan anggota untuk dikirim ke Mulia, anggota gabungan Polri dan TNI juga melakukan sweeping untuk mengantisipasi masuknya senjata api atau lainnya.

Aparat keamanan, lanjutnya, juga diperintahkan untuk melakukan pengejaran kepada kelompok bersenjata yang melakukan penembakan terhadap guru honorer yang juga berprofesi sebagai tukang ojek.

Menurut Paulus, insiden penembakan terhadap Yuni Yesra (27), guru honor di kampung Karobate, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Senin (12/9/2016) itu terjadi saat yang bersangkutan menjadi tukang ojek.

Korban yang selain menjadi guru honor di SD Negeri Kulirik, Distrik Mulia, Kab.Puncak Jaya itu juga berprofesi sebagai tukang ojek meninggal akibat luka tembak yang dideritanya.

Paulus mengatakan, jenazah dijadwalkan dievakuasi ke Jayapura, hari ini, dan selanjutnya ke Toraja lewat Makassar.

Kompas TV Guru Honorer Jadi Korban Penembakan di Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com