JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menegaskan bahwa Sekolah Parlemen hanya sebuah gagasan untuk mengefektifkan fungsi Dewan.
Ia mengatakan, jika diimplementasikan tak akan memakan anggaran dalam jumlah besar.
Taufik juga memastikan, gagasan tersebut tak akan tumpang tindih dengan kaderisasi yang dijalankan masing-masing partai politik dan masih dalam tahap kajian.
"Jangan diasumsikan seolah harus belajar, ada ulangan, tes. Ini hanya matrikulasi fungsi kedewanan. Boleh ikut boleh enggak. Hanya peningkatan fungsi Wisma Kopo DPR itu dapat digunakan optimal," kata Taufik, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Menanggapi polemik yang berkembang, Taufik beranggapan istilah "Sekolah Parlemen" mungkin perlu disesuaikan kembali jika akan diterapkan.
(Baca: Sudah Ada Pelatihan oleh Parpol, JK Menilai Tak Perlu Sekolah Parlemen)
Hal tersebut untuk tak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
"Mungkin bahasanya saja. Sekolah Parlemen kayak belajar, butuh biaya, butuh gedung. Ini hanya optimalisasi fungsi," tutur Politisi Partai Amanat Nasional itu.
Ketua DPR Ade Komarudin sebelumnya mengatakan, gagasan sekolah parlemen dicetuskan sebagai upaya peningkatan kualitas anggota Dewan.
Selain itu sekolah parlemen diharapkan juga bisa membuat standar kualitas legislator.
"Tujuan kami peningkatan kualitas para legislator, anggota dewan yang selama ini diharapkan masyarakat berkualitas. Baik fungsinya sebagai pembuat undang-undang, penyusun APBN dan fungsi pengawasannya," ujar Ade, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2016).
(Baca: Gagasan Sekolah Parlemen, Mendesakkah?)
"Tempatnya Wisma Kopo, akan diubah jadi sekolah," sambungnya.
Wisma yang dimaksud Ade adalah Wisma Griya Sabha milik DPR di Cisarua, Puncak, Bogor.
Sekolah yang ditargetkan dapat direalisasikan tahun ini rencananya diikuti seluruh Anggota DPR RI dan anggota DPRD di seluruh Indonesia.
Lebih jauh, Ade berharap, ke depannya, semua partai politik juga bisa ikut terlibat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.