Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPP PDI-P: Pertanyaan Ahok Bikin Salah Paham dan Timbulkan Antipati

Kompas.com - 25/08/2016, 15:59 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) santer diisukan akan mendukung gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Di sisi lain, gelombang penolakan terus bermunculan dari internal partai. Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno tak membantah hal tersebut.

Menurut Hendrawan, adanya sejumlah kader PDI-P yang pengusungan Ahok salah satunya dikarenakan banyak kesalahpahaman yang timbul dari pernyataan-pernyataaan mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Itu saya akui. Kesalahpahaman menimbulkan salah persepsi. Menimbulkan antipati," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2016).

(Baca: Ketua DPP PAN: Majukan Risma Tak Bergantung pada PDI-P)

Oleh karena itu, lanjut dia, partainya menegaskan agar informasi terkait pencalonan cukup dilontarkan dari satu orang, yaitu Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Ahok tak perlu ikut bicara soal keputusan partai.

"Itu sebabnya kami katakan, disiplin saja. Kalau orang mengatakan "pencalonan you bagaimana?" Bilang saja tanya Pak Hasto. "Saya banyak kerjaan". Begitu saja jawabnya," ujar Anggota Komisi XI itu.

Penolakan terhadap pencalonan Ahok muncul dari berbagai lapisan di internal PDI-P. Nyanyian lagu "Ahok Pasti Tumbang" jadi salah satunya.

Dalam video berdurasi 32 detik berisi kader PDI-P menyanyikan yel-yel penolakan Ahok beredar di media sosial.

Ada beberapa kader PDI-P yang terlihat dalam video tersebut. Seperti anggota DPRD DKI Jakarta Merry Hotma, Prasetyo Edi Marsudi, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH, dan Gembong Warsono.

Ada pula Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira yang menilai Ahok sudah memainkan politik memecah belah.

Ucapan Basuki atau Ahok yang menyebut tidak membutuhkan PDI-P, tetapi hanya Ketua DPP PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat dinilai merupakan upaya untuk mengadu domba Djarot dengan PDI-P.

(Baca: Kekurangan-kekurangan Ahok Berdasarkan Evaluasi PDI-P DKI)

Andreas pun menilai Ahok hanya melihat parpol sebagai alat untuk mencapai kekuasaan di Jakarta.

Dia mengatakan, PDI-P perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI 2017.

"Dengan track record loyalitasnya yang buruk, political tricky-nya yang sangat licin, saya kira bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok," ujar Andreas, Sabtu (20/8/2016).

Kompas TV Sinyal Dukungan PDI-P Untuk Ahok Menguat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com