JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri, mengaku prihatin atas masih banyaknya arsip nasional yang menjadi bukti sejarah Indonesia, namun berada di luar negeri.
Padahal, keberadaan arsip itu penting sebagai bukti otentik perjuangan bangsa.
"Arsip itu sebenarnya, gampangnya untuk mencari bukti-bukti sejarah. Sejarah Indonesia itu sampai saat ini masih sulit untuk dicari," kata Megawati di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Kesulitan mencari arsip tersebut, kata dia, tentu menjadi kendala tersendiri. Terutama, bagi para akademisi yang hendak meneliti sejarah perjuangan Indonesia.
"Anak muda kalau mau mengumpulkan bahan disertasi sangat sulit sekarang. Harus pergi negeri Belanda," ujarnya.
Megawati pun mengapresiasi langkah Arsip Nasional RI yang telah berhasil menjadikan arsip Konferensi Asia Afrika sebagai "Memory of The World UNESCO".
(Baca: Megawati Apresiasi Arsip KAA Masuk UNESCO)
Ia pun berharap, agar arsip lain seperti Konferensi Gerakan Non Blok yang kini tengah masuk nominasi, juga berhasil masuk ke dalam Memory of The World.
"Semua bangsa bisa melihat bahwa ada nilai heritage-nya. Bangsa kita ini bangsa yang besar," ucapnya.