Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Pancasila akan Dikaji dalam Islam pada Konferensi Internasional IC-ThuSI

Kompas.com - 24/08/2016, 17:23 WIB
advertorial

Penulis

Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia, tidak secara otomatis dipahami oleh anak-anak bangsa. Namun, Pancasila harus selalu diajarkan, dikaji, dan disosialisasikan sehingga tidak tergerus dengan paham lain yang masuk ke Indonesia, seperti paham liberalisme, materialisme, dan radikalisme.

Pancasila yang berisi mengenai kemanusiaan ternyata dapat dikaji dan dikembangkan dari sisi agama, yaitu Islam. Islam merupakan salah satu agama yang memiliki kekayaan ilmu pengetahuan di dalamnya. Al-Quran sendiri jika ditelaah dan dikembangkan bukan hanya berisi mengenai halal atau haram saja, tetapi juga berisi ilmu pengetahuan mengenai manusia dan kemanusiaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sayuti Asyathri bersama dengan pengurus IC-ThuSI kepada Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di ruang kerja Ketua MPR RI, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/08/2016).

Tujuan kedatangan Sayuti yang didampingi oleh Ketua IC-ThuSI Husain Direktur Representatif Mustafa International University di Indonesia Prof. Dr. Seyed Mofid Hoseini Kouhsari adalah untuk memperkenalkan lembaga ilmiah IC-ThuSI (International Conference on Thoughts on Human Sciences in Islam) kepada Ketua MPR. Lembaga ini menjadi pusat riset ilmu-ilmu manusia yang bernaung di bawah Mustafa International University dan Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, Jakarta.

IC-ThuSI kini sedang mengembangkan kerja-kerja keilmuan untuk mengontruksi paradigma baru mengenai ilmu-ilmu manusia yang lebih sesuai dengan nilai ke-Islaman, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an yang sesuai dengan falsafah Pancasila.

Didasari hal tersebut, IC-THuSI akan kembali menyelenggarakan Konferensi Internasional yang akan diselenggarakan pada 16-17 November 2016. Konferensi tersebut akan mengangkat tema Pancasila sebagai kajian ilmiah yang ditinjau dari perspektif filsafat, kebudayaan, dan sosial politik. Tujuannya adalah untuk mempromosikan Pancasila ke dunia global sebagai sistem nilai yang layak diperhitungkan oleh dunia kontemporer secara filosofis dan ilmiah.

Ini merupakan konferensi ketiga yang akan dilaksanakan oleh IC-ThuSI. Sebelumnya, konferensi diadakan pada tahun 2014 dan 2015 dengan partisipasi dari para profesor serta sarjana dari 17 negara.

Oleh sebab itu, Sayuti dan Husain mengundang Zulkifli Hasan untuk menjadi pembicara dalam konferensi tersebut. Zulkifli pun berjanji akan menghadiri acara tersebut.

“Konferensi ini sangat penting bagi kami. Saya akan datang ke acara ini nanti,” ungkapnya dengan tegas.

Zulkifli sendiri direncanakan akan menjadi pembicara dan mengangkat tema Pancasila yang sesuai dengan Empat Pilar MPR RI dalam konferensi yang diadakan dalam rangka menunjang program Presiden RI Joko Widodo, yaitu revolusi mental. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com