JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap menggunakan keahlian Arcandra Tahar dalam bidang energi. Kekeliruan yang telah dibuat dengan menunjuk Arcandra sebagai Menteri ESDM diharapkan menjadi sebuah pelajaran yang tak terulang.
"Khususnya untuk melakukan proses konsolidasi industri migas kita, atau sektor energi kita yang selama ini diindikasikan terdapat banyak mark up dan kesalahan hitung yang mengakibatkan banyaknya kerugian nasional," kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu saat dihubungi Senin (15/8/2016).
"Jadi saya memohon Presiden tetap menggunakan keahlian dia (Arcandra)," sambung dia.
Menurut dia, ada banyak jabatan yang sesungguhnya tak memerlukan keharusan yang bersangkutan merupakan warga negara asli. Misalnya, untuk mengkonsolidasi blok-blok minyak dan gas baru.
(Baca: Jokowi Copot Menteri ESDM Arcandra Tahar)
Menurut Fahri, posisi seperti itu sangat cocok dengan keahlian Arcandra.
"Sayang kalo dia sudah ditarik ke indonesia, dari luar kita lihat orang ini ada idealisme, nasionalisme. Saya kira keahliannya tetap harus dipakai," kata Fahri,
Dia pun mengingatkan pemerintah agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam menunjuk pejabat negara.
"Ini harus jadi pelajaran yang penting bagi tim kabinet untuk selanjutnya. Bahwa semua itu sudah ada aturannya terutama untuk memenuhi pejabat setingkat menteri, Undang-Undangnya cukup ketat," ujar Fahri .
Presiden Joko Widodo akhirnya memberhentikan dengan hormat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Senin (15/8/2016) malam. Pencopotan ini menyusul isu dwi-kewarganegaraan yang dimiliki Arcandra.
(Baca: Hanya 20 Hari, Arcandra Tahar Tercatat sebagai Menteri Paling Singkat Menjabat)
"Menyikapi status kewarganegaraan Menteri ESDM, setelah mendengar dari berbagai sumber, Presiden memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Saudara Arcandra Tahar dari posisi Menteri ESDM," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Senin malam.
Sebagai pengganti, Presiden Jokowi menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Kemaritiman sampai ada menteri ESDM definitif.