Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie dan Para Pejabat Negara Beri Penghormatan Terakhir bagi Adi Sasono

Kompas.com - 14/08/2016, 00:11 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah Mantan Menteri Koperasi dan UKM Adi Sasono tiba di rumah duka di jalan Swakarya Bawah No.1, Jakarta Selatan, Sabtu (13/8/2016) pukul 22.00 WIB.

Adi Sasono meninggal dunia pada Sabtu pukul 17.20 WIB, setelah menjalani perawatan di rumah sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Pantauan Kompas.com, beberapa pejabat negara dan petinggi partai datang ke rumah duka untuk menyalatkan dan memberi penghormatan terakhir.

Beberapa pejabat yang hadir antara lain Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki.

Hadir pula Presiden ketiga RI BJ Habibie, Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rahardi Ramelan dan politisi senior Partai Golkar Akbar Tanjung.

Wiranto mengaku terkejut saat mendengar kabar meninggalnya Adi Sasono. Pasalnya, kabar terakhir yang dia terima, almarhum telah sembuh dari penyakit kanker yang dideritanya.

"Saya terkejut karena kabar terakhir beliau sudah sembuh dari penyakit kankernya dan sempat bertemu di sebuah acara. Makanya saya datang ke sini untuk memastikan kabar itu dan memberikan penghormatan terakhir," ujar Wiranto saat ditemui di rumah duka.

Hal senada juga diutarakan oleh Habibie. Dia mengatakan, belum lama ini dirinya bertemu dengan almarhum.

"Terakhir saya bertemu saat acara ulang tahun saya. Beliau terlihat sehat," kata Habibie.

Menurut Arya Wibisono, anak pertama almarhum Adi Sasono, ayahnya meninggal karena penyakit lever yang diderita sejak tahun 1999.

"Bapak sebenarnya sedang pengobatan kanker tapi juga punya penyakit lamanya, yakni lever," ujar Arya saat ditemui di rumah duka.

Arya menuturkan, ayahnya memang sempat menderita kanker usus besar. Namun, sempat dinyatakan sembuh setelah melewati beberapa kali proses kemoterapi di luar negeri.

Beberapa bulan kemudian, saat pemeriksaan rutin, dokter mengatakan gejala kanker muncul kembali yang menyerang bagian hati.

"Beberapa bulan kankernya muncul lagi, ada tanda-tanda kanker di hati. Sedang diobati sebenarnya. Rupanya obat ini sangat keras dan membuat fisiknya menurun," tutur Arya.

Kondisi fisik almarhum semakin menurun setelah mengonsumsi obat tersebut. Pada Rabu (10/8/2016), Arya berinisiatif membawa ayahnya ke RS Mayapada di Lebak Bulus. Setelah dirawat dan diberi infus, kondisi Adi Sasono tidak kunjung membaik.

Pada Sabtu (13/8/2016) pukul 10.00 WIB, kondisi fisik Adi Sasono semakin menurun. Menurut Arya, ayahnya mulai sulit bicara dan tubuhnya demam. Dokter pun sempat memasangkan alat bantu pernapasan.

"Tensi mulai menurun, sempat beliau memakai alat bantu pernapasan. Pukul 16.30 WIB mulai hilang kesadaran. Kemudian pada pukul 17.20 WIB beliau dinyatakan menghembuskan napas terakhir oleh dokter," ungkap Arya.

Rencananya jenazah Adi Sasono akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Minggu (14/8/2016) sekitar pukul 12.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com