Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung Risma atau Tidak, PDI-P Pertimbangkan Dua Hal Ini

Kompas.com - 12/08/2016, 20:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih membuka peluang untuk mengusung kadernya yang juga Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017.

Namun keputusan mengenai pencalonan Risma tak akan diambil secara terburu-buru. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Eriko Sotarduga mengatakan, setidaknya ada dua hal yang jadi pertimbangan PDI-P apakah akan mengusung Risma atau tidak.

Pertama, adalah respons dari masyarakat Surabaya yang akan ditinggalkan Risma.

"Ini menjadi pembahasan tentu kan harus melihat juga bagaimana masyarakat Surabaya apakah masyarakat Surabaya berkenan," kata Eriko di kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta, Jumat (12/8/2016) malam.

(Baca: Sekjen PDI-P: Peluang Risma Jadi Cagub DKI Masih Terbuka)

Saat ini sudah ada sejumlah warga Surabaya yang berdemo menolak Risma maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Namun Erico menilai respons masyarakat Surabaya ini masih perlu dikaji lebih jauh.

Pertimbangan kedua, lanjut Eriko adalah respons dari masyarakat Jakarta. PDI-P masih mempelajari apakah masyarakat Jakarta menginginkan Risma atau alternatif calon lain.

"Nantinya kan yang akan memilih masyarakat DKI bukan masyarakat luar," kata Eriko.

Sebelumnya, Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa peluang Tri Rismaharini untuk diusung sebagai calon Gubernur DKI Jakarta belum tertutup.

Hingga kini PDI-P masih memperhitungkan apakah Risma adalah orang yang tepat untuk dicalonkan dalam Pilgub DKI 2017.

"Belum ada keputusan. Kemungkinan kan masih terbuka, dan itulah ini belum keputusan final karena Jakarta sangat dinamis. Ini juga akan bergantung dari dinamika politik yang ada di DKI," kata Hasto di kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta, Jumat.

(Baca: PDI-P Tunjuk Risma Jadi Juru Kampanye di Pilkada Serentak)

Hasto pun kembali menyampaikan tiga opsi yang dimiliki PDI-P untuk Pilkada DKI. Pertama adalah mendukung petahana saat ini, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Opsi kedua adalah memilih satu dari enam calon yang sudah mengikuti penjaringan di PDI-P. Ketiga adalah mengusung sosok berdasarkan pemetaan politik, yang akan sangat tergantung dengan dinamika di lapangan. Nama Risma bisa diusung melalui opsi ketiga.

Kompas TV 17 Kampung "Oke-kan" Risma Ikut DKI 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com