JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta penggabungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera diwujudkan.
Penggabungan itu akan membuat BUMN menjadi lebih besar, kuat, dan lincah dalam menggerakkan roda perekonomian.
"Pembentukan holding BUMN ingin memperkuat BUMN agar BUMN bisa keluar kandang, bisa menjadi perusahaan kelas dunia dan bisa bersaing di skala global," ujar Jokowi, dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta pada Jumat (12/8/2016).
Jokowi menekankan, penggabungan BUMN tidak sama dengan privatisasi BUMN.
Penggabungan BUMN juga bukan dalam rangka pengurangan suntikan penyertaan modal negara (PMN).
Jokowi juga meluruskan pemberitaan miring bahwa jika penggabungan BUMN dilakukan, maka saham milik pemerintah pada BUMN tertentu akan turut dimiliki oleh BUMN yang menjadi holding.
Selain itu, aset BUMN yang bergabung ke BUMN holding juga tetap akan dipisahkan, mana aset yang tercatat merupakan kekayaan negara dan mana yang bukan.
Status itu tidak berubah meski sebuah BUMN telah masuk ke holding BUMN.
"Ini perlu saya sampaikan supaya tidak keliru nanti," ujar Jokowi.
Jokowi yakin jika BUMN telah bergabung, akan menjadi tulang punggung roda perekonomian negara.
Bahkan bisa menjadi lokomotif pembangunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.