JAKARTA, KOMPAS.com – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Langkah ini tetap diambil, meski dari sisi kapabilitas nama Ridwan Kamil cukup diperhitungkan berdasarkan hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia.
"Saya kan sudah menyatakan tidak ke Jakarta karena faktor di Bandung, satu periode saja tidak selesai, begitu kan," kata Ridwan usai menghadiri World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta Convention Center, Selasa (2/8/2016).
Ridwan menduduki posisi ketiga setelah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di dalam survei tersebut.
Kapabilitas yang dinilai dalam survei tersebut meliputi beberapa nilai, yaitu visioner, intelektualitas, kemampuan memerintah governability, kemampuan politik, komunikasi politik, dan kepemimpinan (leadership).
Ridwan mengaku, masih memiliki utang kepada masyarakat Bandung yang telah memilihnya dalam pemilihan wali kota Bandung. Untuk itu, ia ingin memenuhi janji yang telah diberikan kepada masyarakat saat kampanye lalu.
"Saya ingin memperlihatkan bahwa politik tidak semata-mata selalu merebut kekuasaan di mana ada peluang," ucap pria yang akrab disapa Emil itu.
"Yang ingin saya sampaikan bahwa kita berpolitik juga adalah menyelesaikan berkarya terhadap apa yang kita janjikan kepada masyarakat," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, survei Laboratorium Psikologi Politik UI dilangsungkan antara 9 Juni – 28 Juli 2016. Survei itu menunjukkan kapabilitas Ahok unggul dibandingkan para pesaingnya, yaitu dengan skor 7,87.
Posisi berikutnya ditempati Risma dengan skor 7,77 dan Ridwan dengan skor 7,74.
Dari enam nilai kapabilitas, Ahok unggul di tiga nilai kapabilitas, yakni visioner 8,1, intelektualitas 8,0, kemampuan politik 8,20.
Sedangkan tiga nilai kapabilitas lainnya diungguli oleh Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini. (Baca: Lab Psikologi Politik UI: Kapabilitas Ahok, Risma, dan Ridwan Kamil Unggul)
Masing-masing yakni Ridwan Kamil unggul dari sisi komunikasi politik dengan skor 7,9 dan Tri Rismaharini dai sisi governability 8.0, serta leadership 7,77.
Adapun enam figur lainnya, Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Sjafrie Sjamsoeddin, Yoyok Riyo Sudibyo, Suyoto dan Djarot Saiful Hidayat mendapatkan skor di bawah tujuh dari semua nilai kapabilitas.