Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Telusuri Dugaan Eksploitasi Anak yang Jadi Terapis Spa di Bali

Kompas.com - 01/08/2016, 13:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian menelusuri dugaan eksploitasi anak pada salah satu spa di Bali.

Di tempat itu, ada 11 anak di bawah umur yang menjadi terapis.

Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Umar Surya Fana mengatakan, awalnya diperoleh informasi bahwa terjadi perdagangan orang di tempat tersebut.

"Saat kami datang ke lokasi ternyata perdagangan orang itu tidak terbukti, malah kami ketemu anak di bawah umur," ujar Umar, di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (1/8/2016).

Umar mengatakan, rentang usia anak-anak tersebut 14 hingga 15 tahun.

Belum diketahui apakah mereka hanya dieksploitasi secara fisik, atau terjadi pula eksploitasi seksual.

Namun, kata Umar, menjadikan anak-anak di bawah umur sebagai terapis telah melanggar pasal perlindungan anak.

"Dari sisi fisik mereka tidak terlihat seperti anak-anak tapi dari sisi administrasi mereka anak-anak," kata Umar.

Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.

Hal pertama yang dilakukan adalah menampung anak-anak tersebut di shelter Kementerian Sosial di Denpasar dan menghubungi pihak keluarga.

Sementara itu, Bareskrim Polri telah memeriksa sejumlah saksi.

Umar mengatakan, polisi mencurigai tiga pihak, yakni orang yang melakukan rekrutmen, yang mengelola penampungan sementara, dan pihak yang melakukan eksploitasi.

"Kami tidak terlalu tergesa-gesa untuk menentukan tersangka. Kami sedang melakukan upaya-upaya untuk pengumpulan alat bukti," kata Umar.

Umar menyebutkan, setidaknya ada tiga wilayah pembagian proses rekrutmen anak-anak yang dipekerjakan di spa.

Pertama adalah wilayah tempat perekrutan yakni di Lampung, Jawa Barat, dan Indonesia bagian timur.

Adapun, wilayah penampungan sementara berada di Jakarta. Terakhir, wilayah eksploitasi berlokasi di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com