Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reklamasi Teluk Jakarta hingga Natuna Jadi Fokus Luhut

Kompas.com - 28/07/2016, 14:56 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada beberapa persoalan yang akan menjadi fokus perhatiannya.

Dari persoalan koordinasi, komunikasi, sampai reklamasi menjadi beban tugas yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo seusai dilantik pada Rabu (27/7/2016).

Luhut optimistis dengan masuknya menteri-menteri baru di Kabinet Kerja jilid II, persoalan komunikasi dan koordinasi bisa ditingkatkan. Pasalnya, selama ini komunikasi Kemenko Kemaritiman dengan Kementerian ESDM tidak begitu baik.

"Saya akan lakukan harmonisasi semua supaya bagus. Saya akan buat hubungan antar lembaga menjadi lebih solid karena terkait satu sama lain. Soal harmonisnya hubungan, pasti akan harmonis. Pasti akan ada peningkatan koordinasi dan komunikasi," ujar Luhut saat ditemui di auditorium kantor Kemenko Maritim, Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Kamis (28/7/2016).

(Baca: Pernyataan Rizal Ramli Soal Reklamasi Pulau G Berbeda dengan Rekomendasi Komite Bersama)

Terkait persoalan proyek reklamasi di pantai utara Jakarta, Luhut mengatakan akan segera melakukan evaluasi langsung di lapangan dan mempelajari persoalan tersebut dari aspek hukumnya.

Ketika ditanya soal kelanjutan proyek reklamasi, Luhut menegaskan belum bisa memberikan keterangan. Dia akan meneliti secara cermat, jangan sampai keputusan yang dia buat merugikan pihak investor maupun masyarakat.

Selain reklamasi di Teluk Jakarta, Luhut juga menyinggung persoalan reklamasi di Teluk Benoa, Bali. Dia akan memastikan tidak ada unsur kepentingan politis dalam sengketa reklamasi Teluk Benoa.

(Baca: Ahok: Belum Ada Putusan Menko soal Reklamasi, Hanya Putusan Seorang Pak Rizal Ramli)

Persoalan Benoa, kata Luhut, akan diselesaikan secara transparan agar output yang dihasilkan lebih jelas dan menguntungkan masyarakat.

"Minggu depan mungkin saya akan meninjau ke teluk Jakarta. Saya akan lihat aspek hukumnya dan apakah menguntungkan bagi masyarakat. Saya harus berhati-hati membuat keputusan. Jangan juga merugikan investor. Itu tidak adil," kata Luhut.

Di samping persoalan reklamasi, Kemenko Maritim juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait rencana pemerintah memberdayakan kawasan kepulauan Natuna.

(Baca: Bagaimana Nasib Reklamasi Pulau G Setelah Rizal Ramli Dicopot?)

Luhut menuturkan, pemerintah berencana untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan potensi ikan laut di Natuna. Pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan nasional maupun internasional yang ingin membangun usaha pengolahan ikan.

"Tentu pemerintah bisa bekerja sama dengan siapa pun, dengan syarat kami kelola sendiri dan industri pengolahan ikannya harus di dalam negeri," imbuh Luhut.

Kompas TV Aguan Keberatan dengan NJOP dari Pemprov DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com