Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Pembentukan Dewan Kehormatan KPI Disambut Baik

Kompas.com - 19/07/2016, 13:11 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Remotivi Muhamad Heychael menyambut wacana pembentukan dewan kehormatan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Wacana ini menjadi salah satu isu yang dibahas dalam uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon komisioner KPI di Dewan Perwakilan Rakyat.

"Remotivi jelas sangat setuju kalau ada dewan kehormatan," kata Heychael, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/7/2016).

Menurut Heychael, selama ini memang tidak ada pengawasan terhadap KPI.

Seharusnya, pengawasan terhadap kinerja KPI dilakukan oleh DPR.

"Aspek kinerja itu fungsinya DPR yang seharusnya melakukan evaluasi. Tapi pada kenyataannya kinerja KPI yang begitu buruk selama tiga tahun ini tidak ada evaluasi serius dari DPR," ujar Heychael.

Heychael mengatakan, jika direalisasikan, perwakilan masyarakat harus ada dalam Dewan Kehormatan KPI tersebut.

Awasi KPI

Dalam uji kepatutan dan kelayakan calon komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang berlangsung selama dua hari ini, mencuat wacana pembentukan Dewan Kehormatan KPI.

Dewa ini akan bertugas melakukan pengawasan internal terhadap KPI.

"Ada mekanisme yang sifatnya mengikat dan belum ada. Dan didoronglah Dewan Kehormatan. Kurang lebib seperti di KPU, ada DKPP mengurusi internal KPU," ujar Wakil Ketua Komisi I, Hanafi Rais di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/7/2016).

Dewan Kehormatan juga akan berperan dalam mendorong mekanisme penyelesaian jika terjadi sengketa dengan lembaga penyiaran.

"Selama ini kan di pengadilan. Kalau ranahanya penyiaran ya bagus kalau ada mekanisme internal di sektor penyiaran ini antara pengawas, komisi I dan industrinya," ujar Hanafi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com