JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan keprihatinan soal keterbatasan pengolahan karet.
Hal itu disampaikannya saat melakukan pertemuan dengan pengurus Gabungan Perusahaan Karet seluruh Indonesia (Gapkindo), Jumat (24/6/2016),
Presiden ingin agar komoditas karet tidak hanya digunakan dalam industri pembuatan ban, namun berguna bagi proyek-proyek infrastruktur yang strategis.
"Bapak Presiden sangat tertarik penggunaan karet dapat diperluas di luar sektor tradisional, seperti ban. Beliau ingin diciptakan demand baru berupa proyek-proyek infrastruktur pemerintah," ujar Ketua Gapkindo Munarji Soedargo, seusai bertemu Presiden.
Pengurus Gapkindo juga memaparkan proyek infrastruktur strategis yang dapat menyerap komoditas karet.
Komoditas itu di antaranya, aspal berbahan campuran karet, karet untuk tempat bersandar kapal di pelabuhan hingga pintu-pintu air berbahan karet.
Bahan karet, kata Munarji, menjadikan proyek-proyek itu menjadi tahan lama.
Ia menyebutkan, aspal karet bisa membuat umur jalan lebih tahan lima puluh tahun lebih lama daripada aspal biasa karena daya rekat yang sangat kuat sehingga tidak mudah rusak oleh air.
Munarji menambahkan, sebenarnya rencana ini bukan hal baru.
Gapkindo telah menjalin komunikasi dengan Kementerian Perindustrian soal peluang pengembangan industri karet untuk proyek infrastruktur.
Oleh sebab itu, jika pemerintah serius menggarap perluasan pengolahan karet untuk infrastruktur, para pengusaha yakin harga karet menjadi lebih baik.
"Jika ini dilakukan, akan berdampak impresi yang luas bagi pasar dunia bahwa karet ternyata bisa digunakan di sektor lain selain ban yang tidak terpikirkan dunia. Berarti akan ada peluang harga karet membaik," ujar dia.
Jika demikian, lanjut Munarji, keuntungan tidak hanya dirasakan oleh pemerintah atau pengusaha saja, tetapi juga oleh petani karet dan enam juta orang yang terlibat dalam industri pengolahan karet dari hulu hingga hilir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.