Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan Haruskan Angkutan Lebaran Penuhi Lima Aspek Dasar

Kompas.com - 18/06/2016, 12:19 WIB

KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menegaskan lima aspek dasar yang harus dipenuhi angkutan Lebaran jalur darat, terutama bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

Lima aspek itu harus dipenuhi untuk mewujudkan nirkecelakaan (zero accident) selama masa angkutan Lebaran tahun ini.

"Kalau bus AKAP itu saya minta yang harus dipenuhi, itu minimal, untuk menghindari risiko yang lebih besar," kata Jonan dalam peninjauan persiapan mudik Lebaran di Lampung, Sabtu (18/6/2016).

Jonan menyebutkan lima aspek dasar yang harus dipenuhi oleh setiap bus AKAP angkutan Lebaran, yaitu alat penunjuk kecepatan (speedometer) harus berfungsi, rem (termasuk rem tangan) harus berfungsi, sabuk pengaman untuk pengemudi harus ada, kaca depan tidak boleh rusak, dan ban tidak boleh gundul.

"Ban depan itu tidak boleh vulkanisir, hanya ban belakang saja yang boleh," katanya.

Dia menegaskan standar keselamatan tersebut harus dipenuhi maksimal 24 Juni 2016. Apabila hingga tenggat yang ditentukan belum dipenuhi, maka bus yang masih bermasalah dilarang beroperasi.

"Enggak akan boleh jalan," kata Jonan.

Terkait hasil inspeksi beberapa waktu lalu oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang menunjukkan hanya 20 persen bus AKAP laik jalan, Jonan mengaku kondisi angkutan darat paling parah dibanding angkutan moda lainnya.

Selain itu, dia menambahkan apabila banyak penumpang yang tidak terangkut karena bus AKAB tidak laik, hal itu jauh lebih baik dibandingnkan menanggung risiko yang lebih besar.

"Pilih mana, tidak berangkat apa tidak pernah sampai," kata dia.

Namun, saat ini, dia mengatakan telah menerapkan pengecekan berkala "ramp check" secara keseluruhan dan bukan sampel seperti tahun lalu.

"Ini pengaruhnya sangat besar untuk keselamatan karena dicek satu-satu," ucap Jonan.

Jonan mengatakan, terkait jaminan ketersediaan angkutan umum di daerah, hal tersebut merupakan tanggung jawab masing-masing pemda.

Pasalnya, salah satu alasan pemudik membawa sepeda motor ke kampung halamnnya karena ketersediaan akan angkutan umum dinilai belum layak.

"Itu masing-masing daerah, coba tanyakan saja, kecuali kalau tanggung jawab angkutan daerah diserahkan ke pusat, " kata dia.

Jonan menyebutkan saat ini kuota mudik gratis bagi pesepeda motor telah terpenuhi dua pertiganya untuk yang diangkut melalui bus dan truk. Sementara untuk diangkut kereta sudah mencapai 80 persen.

(Juwita Trisna Rahayu/ant)

Kompas TV Jalan Alternatif Kendaraan Bermotor Diperbaiki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com