JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menilai rencana Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk membentuk badan intelijen di Kementerian Pertahanan tak akan berimbas banyak pada badan intelijen lain yang telah lebih dulu berdiri.
Menurut Gatot, ketika rencana itu direalisasikan, tentu pemerintah telah memiliki struktur serta tugas pokok dan fungsi yang jelas bagi lembaga baru tersebut.
"Enggak akan ada tumpang tindihnyalah. Pasti sudah ada strukturnya sendiri," kata Gatot yang ditemui seusai menghadiri jamuan buka bersama di kediaman tokoh PKS Hidayat Nur Wahid, Minggu (12/6/2016) malam.
Kendati begitu, Gatot enggan berkomentar banyak mengenai perlu atau tidaknya lembaga itu dibentuk. Dia hanya memastikan bahwa jika akhirnya terbentuk, pasti akan ada koordinasi lebih lanjut.
(Baca: Ingin Buat Badan Intelijen Pertahanan, Apa Alasan Kemhan?)
"Saya tidak berkomentar untuk mendesak atau tidak pembentukannya itu," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai perlu peningkatan peran intelijen termasuk di kementeriannya untuk mengantipasi terjadi aksi teror.
Hal tersebut dikatakan Ryamizard menanggapi penangkapan tiga terduga teroris di Surabaya, Jawa Timur, baru-baru ini.
"Teroris yang di Surabaya, kita lihat dari situ, ancaman apa. Kemenhan harus ngerti. Makanya, intelijen sangat penting," kata Ryamizard seusai peluncuran senjata PT Pindad di kantor Kemenhan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
(Baca: Ryamizard: Aneh Bin Ajaib, Puluhan Tahun Kemenhan Tak Punya Intelijen)
Di kementeriannya, peran intelijen sangat penting sebagai pemasok informasi tentang pertahanan negara. Namun, sampai saat ini, intelijen di tubuh Kemenhan belum juga terbentuk.
"Bagaimana tahu ancaman kalau intelijen enggak ada. Untung saya ngerti, lain-lain juga ngerti. Setiap ada masalah semua meresponsnya," kata dia.
(Baca: Badan Intelijen Pertahanan Dikritik, Kemhan Dianggap Lampaui Wewenang)
Ryamizard menuturkan, di dunia ini hanya Kemenhan RI saja yang tak memiliki intelijen sendiri.
Namun, ketika ada kekhawatiran tumpang tindih wewenang antara intelijen Kemenhan dan Badan Intelijen Negara pada kemudian hari, Ryamizard tak menjawabnya secara gamblang.
"Coba cari di dunia Kemenhan yang enggak ada intelijen cuma kita," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.