Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Intel Kemenhan Tak Akan Tumpang Tindih

Kompas.com - 13/06/2016, 09:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menilai rencana Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk membentuk badan intelijen di Kementerian Pertahanan tak akan berimbas banyak pada badan intelijen lain yang telah lebih dulu berdiri.

Menurut Gatot, ketika rencana itu direalisasikan, tentu pemerintah telah memiliki struktur serta tugas pokok dan fungsi yang jelas bagi lembaga baru tersebut.

"Enggak akan ada tumpang tindihnyalah. Pasti sudah ada strukturnya sendiri," kata Gatot yang ditemui seusai menghadiri jamuan buka bersama di kediaman tokoh PKS Hidayat Nur Wahid, Minggu (12/6/2016) malam.

Kendati begitu, Gatot enggan berkomentar banyak mengenai perlu atau tidaknya lembaga itu dibentuk. Dia hanya memastikan bahwa jika akhirnya terbentuk, pasti akan ada koordinasi lebih lanjut.

(Baca: Ingin Buat Badan Intelijen Pertahanan, Apa Alasan Kemhan?)

"Saya tidak berkomentar untuk mendesak atau tidak pembentukannya itu," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai perlu peningkatan peran intelijen termasuk di kementeriannya untuk mengantipasi terjadi aksi teror.

Hal tersebut dikatakan Ryamizard menanggapi penangkapan tiga terduga teroris di Surabaya, Jawa Timur, baru-baru ini.

"Teroris yang di Surabaya, kita lihat dari situ, ancaman apa. Kemenhan harus ngerti. Makanya, intelijen sangat penting," kata Ryamizard seusai peluncuran senjata PT Pindad di kantor Kemenhan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

(Baca: Ryamizard: Aneh Bin Ajaib, Puluhan Tahun Kemenhan Tak Punya Intelijen)

Di kementeriannya, peran intelijen sangat penting sebagai pemasok informasi tentang pertahanan negara. Namun, sampai saat ini, intelijen di tubuh Kemenhan belum juga terbentuk.

"Bagaimana tahu ancaman kalau intelijen enggak ada. Untung saya ngerti, lain-lain juga ngerti. Setiap ada masalah semua meresponsnya," kata dia.

(Baca: Badan Intelijen Pertahanan Dikritik, Kemhan Dianggap Lampaui Wewenang)

Ryamizard menuturkan, di dunia ini hanya Kemenhan RI saja yang tak memiliki intelijen sendiri.

Namun, ketika ada kekhawatiran tumpang tindih wewenang antara intelijen Kemenhan dan Badan Intelijen Negara pada kemudian hari, Ryamizard tak menjawabnya secara gamblang.

"Coba cari di dunia Kemenhan yang enggak ada intelijen cuma kita," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com