Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAHMI: Kejatuhan Soeharto Bukan karena PKI

Kompas.com - 02/06/2016, 21:39 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perwakilan Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Viva Yoga Mauladi, menilai, pernyataan yang dilontarkan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung kurang tepat.

Lulung menyebut, kejatuhan Presiden Soeharto disebabkan kelompok yang mengatasnamakan komunis.

"Kurang tepatlah analisis itu. Kurang tepat," ujar Viva di kantor KAHMI, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

(Baca: Lulung Sebut Kejatuhan Soeharto Dikendalikan Kelompok Komunis)

Menurut Viva, kejatuhan Soeharto saat itu disebabkan desakan dari mahasiswa dan elemen masyarakat yang menginginkan perubahan di Indonesia.

"Itu gerakan masyarakat dan mahasiswa dari pro-gerakan demokrasi yang menginginkan ada perubahan reformasi," kata dia.

"Itu bukan karena PKI. Kalau menurut saya, tidak sepakat," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

(Baca: 21 Mei 1998 Pukul 09.00, Soeharto Resmi "Lengser Keprabon")

Abraham Lunggana atau Lulung, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga (PP PPM), turut hadir dalam acara Simposium Anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Lulung juga mengakui, ia hadir karena merasa terpanggil sebagai anak tentara. Dalam kesempatan tersebut, ia menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto yang disebabkan oleh kelompok yang mengatasnamakan komunis.

(Baca: Sebut Kejatuhan Soeharto Dikendalikan Kelompok Komunis, Lulung Dianggap Gagal Paham)

"Berhentinya Pak Soeharto merupakan kehilangan bangsa Indonesia," ujar Lulung, Rabu.

"Karena berhentinya Pak Soeharto merupakan keinginan kelompok-kelompok masyarakat yang mengatasnamakan bangsa Indonesia, tetapi dikendalikan negara kapitalis dan komunis," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com