JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta Lely Arrianie menilai, kepengurusan baru Partai Golkar yang dibentuk Ketua Umum Setya Novanto dan tim formatur tidak mencerminkan semangat rekonsiliasi.
Nama-nama yang duduk dalam struktur kepengurusan dianggap tak mengakomodasi semua kubu yang ada di internal Golkar.
"Kalau dibaca dari apa yang diumumkan (kepengurusan), tentu saja roh rekonsiliasi yang didengungkan menjelang munaslub tampaknya tidak tercapai sepenuhnya," kata Lely saat dihubungi, Selasa (31/5/2016).
Hanya segelintir loyalis pesaing Novanto, Ade Komarudin, yang ditempatkan di kepengurusan.
Pengajar Komunikasi Politik Universitas Bengkulu ini juga menilai, ketidakhadiran Ade dan timsesnya pada hari pengumuman kepengurusan bisa jadi bentuk protes kurang diakomodasinya kubu tersebut.
Ia pun memprediksi perpecahan baru mungkin saja terjadi. Jika pada kepengurusan sebelumnya konflik antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, pada kepengurusan baru, ada potensi konflik antara Setya Novanto dan Ade Komarudin.
Konflik baru bisa dihindari jika ada kesepakatan-kesepakatan politik lain antarkubu.
"Misal, ada kompromi politik di balik semua itu, okelah tidak masuk kepengurusan, tetapi kami berikan ruang untuk bisa berada dalam posisi pemerintahan," ujar Lely.
Jika tak ada kesepakatan baru, Lely menyarankan agar susunan kepengurusan tersebut diubah kembali untuk menampung aspirasi semua kelompok.
Ketua Umum Partai Golkar 2016-2019 Setya Novanto telah merilis kepengurusan di bawah kepemimpinannya pada Senin (30/5/2016) kemarin.
Dalam susunan kepengurusan yang resmi terbentuk, tidak semua tim sukses Ade diakomodasi. Tercatat, hanya tiga orang yang ditarik masuk, yaitu Bambang Soesatyo sebagai Kabid PP Jawa II Jateng-DIY, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto sebagai anggota Dewan Pembina, dan Siti Hediati Hariadi alias Titiek Soeharto sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar.
Pada hari pengumuman, baik Ade maupun anggota timsesnya yang ditunjuk menjadi pengurus tak ada yang hadir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.