Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedatangan Novanto ke Istana Disebut Jadi Tekanan untuk PDI-P

Kompas.com - 27/05/2016, 21:56 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Komunikasi Politik Benny Susetyo mengatakan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto adalah sosok yang cerdik dan memiliki banyak manuver politik. Novanto beberapa waktu lalu menyambangi Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo.

Meski tak secara gamblang menyatakan Golkar meminta jatah kursi menteri, namun menurut Benny itulah strategi yang disusun Novanto. Menurutnya, kedatangan Novanto juga tak hanya untuk secara "simbolik" meminta kursi menteri namun untuk menakut-nakuti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

"Dengan mengatakan (Golkar) dukung Jokowi maju Pilpres 2019, tanpa PDI-P siap mendukung. Artinya kalau macam-macam, menteri-menterinya bisa diisi oleh Golkar," ujar Benny di Kantor Para Syndycate, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Novanto sebelumnya menyatakan bahwa Golkar akan mendukung Jokowi untuk maju ke Pilpres 2019. Hal ini dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk mendahului PDI-P sebagai partai dari Jokowi sendiri. Sebab, PDI-P sendiri belum memutuskan apakah akan kembali mengusung Jokowi untuk Pilpres 2019 atau tidak.

Meski Golkar berubah haluan dari oposisi pemerintah menjadi pendukung pemerintah, namun bantahan datang dari pihak Golkar bahwa dukungan mereka untuk meminta kursi menteri. (Baca: Dukungan Novanto kepada Jokowi pada Pilpres 2019 Dinilai untuk Selamatkan Citra Golkar)

Di sisi lain Benny menilai, jika Jokowi mengakomodasi Golkar dan PAN dalam kabinet pada reshuffle jilid II nanti, maka kabinet akan sangat gemuk.

Hal tersebut menurutnya akan membawa keuntungan untuk Jokowi, karena Jokowi bisa lebih leluasa dalam memilih orang-orang mana yang akan dia tempatkan di kursi menteri.

"Masalahnya adalah partai pengusung. Apakah mereka rela? Nah itu friksinya. Konflik kepentingan terjadi," kata Benny. (Baca: Ketum Partai Golkar Setya Novanto Temui Jokowi di Istana)

Koalisi gemuk, kata Benny, akan membuat kabinet tak efektif bekerja. Ia pun mewanti presiden karena waktu yang tersisa hanya lah satu tahun ke depan. Waktu satu tahun tersebut perlu dimanfaatkan secara efektif.

Waktu Jokowi hanya singkat, pasalnya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 akan segera datang. Menurut Benny, dua tahun terakhir jelang Pileg dan Pilpres, partai akan jor-joran untuk mempersiapkan dua acara politik tersebut.

"Kalau satu tahun tidak ada story keberhasilan, maka dia akan menghadapi persoalan," tutup Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com