Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Perjuanga Bripka Seladi, Polri Diminta Beri Apresiasi ke Polisi Teladan

Kompas.com - 20/05/2016, 06:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI diharapkan lebih memperhatikan dan mengapresiasi kinerja polisi teladan dengan bertindak jujur dalam melaksanakan tugasnya. Bripka Seladi menjadi salah satu potret nyata polisi teladan yang lebih memilih menjadi pemulung daripada menerima suap saat bertugas.

Pendidikan kepada seluruh personel Polri harus merata dan memperhatikan pula aspek integritas. Dengan cara itu, diharapkan apa pun pangkatnya, seorang anggota Polri bisa meningkatkan jenjang karir dan juga kesejahteraannya.

"Ketika ada peluang pendidikan, mereka harusnya prioritas bukan orang-orang yang cari muka, yang nyuap yang ikut pendidikan," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/5/2016).

(Baca: Selepas Bertugas, Bripka Seladi jadi Pemulung)

Neta mengatakan, polisi jujur yang mencari uang tambahan dengan cara halal cukup banyak ditemui di daerah. Namum, selama ini mereka tidak pernah mendapt perhatian dari kesatuannya.

Dia mencontohkan polisi teladan di daerah Depok yang tak mendapat apreasi dari Polri. Polisi itu tetap tegas menilang siapa saja yang melanggar aturan lalu lintas, termasuk sang istri. Namun, hingga kini ia tak kunjung lulus untuk mengikuti pendidikan kepolisian.

"Dia itu selesai masa dinas jadi guru di perbatasan Depok dengan Bogor. Padahal, kalau kita lihat, selain jadi guru juga ngajar di universitas swasta. Artinya, secara kualitas dia sebenarnya mumpuni," ucap Neta.

(Baca: Bripka Seladi Pilih Menyambi Jadi Tukang Sampah daripada Terima Suap)

Menurut dia, sudah saatnya setiap atasan di Polri memperjuangkan polisi teladan. Mereka diharapkan bisa menjadi contoh lahirnya polisi-polisi jujur.

Sebelumnya, Bripka Seladi, anggota polisi di Polres Malang Kota menyambi pekerjaan menjadi pengumpul sampah demi mendapat uang tambahan.

Selain bisa mendapatkan uang halal dari pekerjaan keduanya, pria berusia 57 tahun ini juga membantu dalam menciptakan kebersihan lingkungan.

Bripka Saladi memiliki sebuah gudang sampah di Jalan Dr Wahidin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Gudang tersebut tidak terlalu jauh masih berada di jalan yang sama dengan kantor tempat ia berdinas.

Ketika berdinas menjadi polisi, ia bertugas di Urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Malang Kota yang berada di Jalan Dr Wahidin.

Kompas TV Bripka Seladi Pilih Menyambi Jadi Tukang Sampah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com