Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Anggap Anggota Densus 88 Perlu Dilindungi Asuransi Jiwa Khusus

Kompas.com - 19/05/2016, 10:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menganggap perlu adanya asuransi jiwa yang melekat pada setiap anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

Selama ini, kepolisian belum menjamin keselamatan jiwa anggota Densus 88, padahal pekerjaannya berisiko tinggi.

"Itu salah satu profesi di kepolisian yang high risk. Jadi harus dipikirkan anggota Densus ada proteksi asuransi jiwa karena dia siap ditembak," ujar Boy di Mabes Polri, Rabu (18/5/2016).

Boy mengatakan, sudah banyak kasus polisi dibunuh oleh target operasinya, terutama teroris.

Di Poso, kata dia, sudah banyak anggota tim gabungan yang meninggal akibat serangan dari anggota kelompok Santoso.

"Banyak juga anggota Polri meninggal dunia ditembak pelaku teror atau tindak pidana lainnya, itu risiko tugas sebagai polisi. Tapi sebagai masyarakat jangan main api," kata Boy.

Jika ada anggota Densus 88 yang meninggal dunia, pihak keluarga hanya mendapatkan santunan dari pihak kepolisian.

Sementara uang itu belum cukup untuk menanggung hidup keluarga yang ditinggalkan kepala keluarganya.

Karena bahaya terorisme nyata di depan mata, maka perlindungan terhadap anggota satuan pun harus ditingkatkan.

"Katakan Densus berhenti, ini sesuatu yang bahaya. Densus turun morilnya karena dipermasalahkan terus, patah semangat karena dianggap salah," tutur Boy.

Padahal mengorbankan jiwa, waktu, tidak bertemu dengan keluarga untuk menundukkan kelompok teror," kata dia.

Boy berharap hak-hak perlindungan anggota Densus 88 bisa dijamin lewat revisi undang-undang antiterorisme.

Mengenai pengetatan pengawasan oleh Dewan Pengawas pun Boy tak mempermasalahkannya. Sebab, selama ini kinerja Polri juga diawasi oleh internal.

"Dia (Densus 88) tunduk pada aturan pengawasan yang diatur Irwasum, tunduk pada penegakan etik dan disiplin oleh Propam. Jadi sistem yang dikatakan tadi sudah berjalan," kata dia.

Kompas TV Densus 88 Amankan Rombongan Terduga ISIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com