Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Diminta Bentuk Satgas untuk Kumpulkan Data Kuburan Massal Tragedi 1965

Kompas.com - 02/05/2016, 19:16 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota dewan pengarah International People's Tribunal on 1965 Crimes Against Humanity in Indonesia (IPT 1965) Reza Muharam mengharapkan Pemerintah melalui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia membentuk satuan tugas untuk mengumpulkan data-data terkait lokasi pembunuhan massal korban Tragedi 1965.

Satgas tersebut, menurut Reza, harus juga melibatkan organisasi masyarakat sipil sebagai syarat pelibatan publik dalam mengupayakan penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1965.

"Kami harap pemerintah membentuk satu satgas dari Komnas HAM untuk menerima data-data dengan melibatkan organusasi masyarakat sipil," ujar Reza saat mendatangi kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016).

Dalam kesempatan itu Reza bersama ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan Massal (YPKP) 1965 Bejo Untung menyampaikan kepada Asisten Deputi III bidang Hukum dan HAM, Abdul Hafil, bahwa data mengenai kuburan massal korban Tragedi 1965 yang dimiliki oleh YPKP 1965 telah diserahkan ke Komnas HAM.

Menurut penuturan Bejo Untung, saat ini ada 122 titik lokasi kuburan massal yang berhasil didata. Jumlah itu kemungkinan akan semakin bertambah.

Titik lokasi itu, kata Bejo, tersebar di 12 provinsi. Berdasarkan data yang dimiliki YPKP, paling banyak titik kuburan massal berada di Jawa Tengah, yakni 50 lokasi.  Sementara itu di Jawa Timur terdapat 28 dan Sumatera Barat ada 21 lokasi.

(Baca: YPKP 1965 Sebut Ada Puluhan hingga Ratusan Kuburan Massal Tragedi 1965 di Jawa)

"Itu baru sebagian yang saya sebutkan, dan ini masih bertambah. Karena perintah Jokowi ke Luhut untuk mencari kuburan massal ini disambut baik oleh korban dengan penuh semangat. Mereka mulai bekerja mengumpulkan data lokasi," ucap Bejo.

Oleh karena itu, Reza pun menekankan pentingnya Pemerintah membentuk Satgas. Sebab, tidak hanya YPKP 65 yang mengumpulkan data dan melakukan penelitian terkait kuburan massal korban 1965.

(Baca: Siang Ini, YPKP Akan Serahkan Data 122 Kuburan Massal Korban 1965 ke Luhut)

"Data yang diserahkan baru dari satu organisasi, belum dari organisasi masyarakat sipil yang lain, seperti misalnya komunitas korban 65 yang ada di Bali," kata Reza.

Kompas TV Kuburan Massal Korban 1965 Ada di Semarang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com