Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Halim Makin Mengerikan!

Kompas.com - 29/04/2016, 11:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Kejadian tabrakan pesawat terbang antara pesawat Batik Air dan pesawat Trans Nusa di Bandara Halim Perdanakusuma pada Senin, 4 April 2016 lalu, sayup-sayup sudah mulai dilupakan orang. Namun apa yang sebenarnya terjadi, agak sulit untuk dapat diketahui dengan seksama oleh masyarakat awam terutama para pengguna jasa angkutan udara komersial di Indonesia. 

Masalah kejadian kecelakaan pesawat terbang yang sangat teknis ini menjadi rumit, antara lain karena accident itu tidak bisa disimulasikan untuk memperoleh apa gerangan penyebab sebenarnya kejadian tersebut. Simulator Air Traffic Control untuk memainkan atau mensimulasikan pengaturan lalulintas udara di Halim tidak atau belum ada di Indonesia.

Tidak banyak juga yang mengetahui bahwa pada kenyataannya pasca kecelakaan tanggal 4 April lalu, tidak banyak perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan operasi penerbangan sehari-hari di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Penerbangan sipil komersial yang lalulalang di Halim adalah sebuah kegiatan yang sama sekali belum atau tidak ada dalam perencanaan sebelumnya. Penerbangan sipil komersial di Halim adalah wujud dari sebuah keputusan yang bertujuan baik yaitu untuk melonggarkan sedikit kelebihan “air-traffic” yang terjadi akibat salah urus di Cengkareng.

Masalahnya adalah, setelah mengetahui cukup banyak penumpang yang merasa lebih nyaman terbang dari Halim dibanding harus ber “macet-ria” ke Cengkareng, maka yang terjadi justru penambahan ijin rute penerbangan yang sama sekali baru.

Di sinilah sebenarnya salah satu pangkal terjadinya situasi yang harus dicermati dengan seksama, karena telah terjadi sebuah kegiatan yang tidak atau belum direncanakan dengan matang.

Kemungkinan besar terjadinya sebuah kecelakaan atau “most likely accident” sebab utamanya, selalu berasal dari “unplanned activities”, kegiatan yang belum atau bahkan tidak direncanakan terlebih dahulu dengan baik sebelumnya. Apalagi bila sebuah kecelakaan yang telah atau baru saja terjadi tidak atau belum tuntas diselidiki apa gerangan yang menjadi penyebabnya.

Berulang, nyaris fatal

Demikianlah dengan apa yang terjadi di Halim, setelah kejadian tabrakan pesawat pada tanggal 4 April lalu antara Batik Air dengan Trans Nusa. Pada tanggal 7 April 2016, hanya selang beberapa hari saja, telah terjadi lagi sebuah kejadian yang nyaris fatal.

Pesawat Batik Air yang melakukan “overshooting” atau “go around”, membatalkan “landing sequence”, sekuel pendaratan di Runway 24 climbing, terbang naik lagi menuju ke ketinggian 2500 kaki. Pada saat yang bersamaan ada sebuah pesawat Trans Wisata yang sedang “holding”, terbang berputar menunggu giliran untuk mendarat pada ketinggian yang sama yaitu di 2500 kaki juga.

Kecelakaan dapat terhindar, antara lain karena kedua pesawat terbang tersebut telah dilengkapi dengan TCAS (traffic collision avoidance system atau traffic alert and collision avoidance system).

Berikutnya lagi adalah pada tanggal 20 April 2016, pesawat Batik Air dan pesawat Pelita saat itu bersama-sama taxi di Runway 24, (karena Halim tidak memiliki taxiway).

Pelita akan melaksanakan take off sedangkan pesawat Batik Air akan memotong runway menuju/dari parking area. Kejadian yang mirip dengan apa yang telah terjadi pada tanggal 4 April yang lalu saat Batik Air tabrakan dengan TransNusa. Beruntung kejadian fatal tidak sampai terjadi.

Tidak cukup dengan itu, Jumat lalu 22 April 2016, sekitar pukul 15.00 WIB telah ditemukan FOD (Foreign Object Damage) di runway Halim yang berupa kotoran berasal dari terkelupasnya lapisan aspal runway yang dapat membahayakan pesawat take off dan landing.

Upaya membersihkan terlebih dahulu FOD ini telah menyebabkan beberapa pesawat yang tertunda keberangkatan maupun kedatangannya. Hal ini menyangkut penerbangan Batik Air dan Citylink.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com