Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tindak Lanjuti Penyebaran Kabar "Hoax" Terkait Bentrok di Tolikara

Kompas.com - 25/04/2016, 14:33 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian belum mengambil sikap terkait pernyataan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tolikara, Feri Kagoya soal bentrok di Tolikara yang terjadi sejak awal April lalu.

Setelah ditinjau langsung ke lapangan, ternyata bentrok antara dua distrik sebagaimana yang disampaikan Feri, tidak benar.

"Untuk melakukan langkah lebih lanjut, perlu kami komunikasikan dengan pihak terkait, pihak Pemda, untuk kita lakukan penelusuran lebih lanjut " ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto, Senin (25/4/2016).

Agus mengatakan, Feri mendapatkan informasi dari keluarganya yang berada di Tolikara. Keluarga Feri pun mendapatkan informasi itu dari orang lain lagi, sehingga belum bisa dipastikan kebenarannya.

Kemungkinan, Feri belum melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan langsung menyebarluaskan.

(Baca: Polri Bantah Ada Bentrok di Tolikara yang Sebabkan Kebakaran dan Korban Tewas)

"Yang jelas konflik itu tidak benar. Makanya saya juga tidak tahu kenapa bapak Feri menyebarkan info seperti ini karena informasi tersebut menyesatkan dan tidak bagus untuk kita sebarkan ke masyarakat," kata Agus.

Agus meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan pemberitaan tersebut. Saat ini, Mabes Polri tengah menunggu informasi lebih lanjut dari Kapolres dan Kapolda setempat terkait langkah lrbih lanjut di sana.

"Nanti kami lihat lah. Teman-teman di Papua pasti akan melakukan langkah-langkah lebih lanjut," kata Agus.

Sebelumnya, diberitakan bentrok antara Distrik Gika dan Panaga di Tolikaraa menyebabkan 95 rumah terbakar, satu korban jiwa, dan puluhan orang luka-luka.

(Baca: 95 Rumah Terbakar akibat Konflik di Tolikara, 1 Orang Tewas)

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengaku mendapatkan informasi adanya bentrok di Tolikara dari BPBD setempat.

Menurut dia, penyebab konflik sosial ini adalah persoalan pembagian bantuan dana Respek yang dinilai tidak adil antardistrik.

Sutopo menilai tercatat satu orang meninggal dunia, atas nama David Manipo (24). Selain itu, 17 orang luka berat dan 15 orang luka ringan.

Adapun kerugian materi berupa 95 rumah terbakar. Dia menambahkan, banyak masyarakat yang mengungsi ke distrik lain. Namun, BPBD Tolikara berusaha memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi, meskipun kendala di lapangan adalah medan yang sangat berat.

"Selain itu juga kerusakan pertanian, penjarahan ternak, dan kehilangan harta benda, yang mana kerugian keseluruhan masih dalam perhitungan BPBD," ujar Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Nasional
Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Nasional
Ketua Dewas KPK Sebut Laporan Ghufron ke Albertina Mengada-ada

Ketua Dewas KPK Sebut Laporan Ghufron ke Albertina Mengada-ada

Nasional
Revisi UU MK yang Kontroversial, Dibahas Diam-diam padahal Dinilai Hanya Rugikan Hakim

Revisi UU MK yang Kontroversial, Dibahas Diam-diam padahal Dinilai Hanya Rugikan Hakim

Nasional
MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

Nasional
Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Nasional
Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Nasional
Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Nasional
PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

Nasional
SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Nasional
Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Nasional
Draf RUU Penyiaran Atur Penggabungan RRI dan TVRI

Draf RUU Penyiaran Atur Penggabungan RRI dan TVRI

Nasional
[POPULER NASIONAL] 'Curhat' Agus Rahardjo saat Pimpin KPK | Banjir Bandang di Sumbar Tewaskan Lebih dari 40 Orang

[POPULER NASIONAL] "Curhat" Agus Rahardjo saat Pimpin KPK | Banjir Bandang di Sumbar Tewaskan Lebih dari 40 Orang

Nasional
Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com