Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Bantah Anggapan Pemerintah "Multipilot" karena Bentuk "Crisis Center"

Kompas.com - 25/04/2016, 12:23 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menampik tudingan bahwa proses pengambilan keputusan terkait persoalan negara tidak dibuat berdasarkan perintah dari Presiden Joko Widodo.

Terkait kebijakan membuat Crisis Center, Luhut menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo dan bukan berasal dari dirinya.

"Kalau ada orang yang bilang proses pengambilan keputusan di negeri ini multipilot itu tidak benar. Pilotnya hanya satu, yaitu presiden," ujar Luhut di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (25/4/2016).

"Kami hanya bantu operasional. Saya sebagai tentara terbiasa tidak melakukan pekerjaan tanpa perintah dari atasan," ujarnya. 

Lebih lanjut, Luhut meluruskan soal Crisis Center yang dipersepsikan oleh beberapa pihak sebagai barang baru dan terkesan Pemerintah tidak cepat tanggap dalam menangani berbagai persoalan.

Menurut Luhut, ide pemerintah untuk membangun Crisis Center sudah tercetus sejak dirinya masih aktif di dinas kemiliteran, meski eksekusinya selalu tertunda.

"Ide Crisis Center ini sudah dari dulu tapi tertunda tidak pernah terjadi sejak saya masih aktif di militer," ucapnya.

Luhut menuturkan, kebijakan membuat Crisis Center tersebut telah diinstruksikan oleh Presiden sejak dua minggu lalu.

Crisis Center akan merespons peristiwa-peristiwa khusus yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara.

Misalnya, penyanderaan, wabah virus yang mematikan, bencana alam luar biasa, perselisihan batas negara dan sebagainya. Dengan demikian proses pengambilan keputusannya bisa jadi padu dan cepat.

Crisis Center akan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo dan segi operasionalnya berada di bawah Kemenko Polhukam.

Crisis Center tersebut akan berisi anggota tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Menteri Luar Negeri, Kepala Polri dan Panglima TNI.

Sedangkan anggota tidak tetap akan diisi oleh kementerian yang terkait dengan krisis tersebut. (Baca: Respons Bermacam Peristiwa Pertahanan Negara, Pemerintah Bentuk "Crisis Center")

"Masalah apa saja? Bisa soal penyanderaan di luar negeri maupun dalam negeri yang akan berdampak pada straregis. Yang memutuskan itu adalah presiden, pelaksana hariannya Menko Polhukam," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com