Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Fadli Zon dan Gerindra Sudah Dendam Kesumat terhadap Ahok

Kompas.com - 20/04/2016, 10:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul mempertanyakan sikap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang turut campur dalam masalah pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Ruhut menilai, Fadli Zon dan Gerindra ngotot mencampuri kasus ini karena ingin balas dendam terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Saya sudah sering ingatkan Fadli Zon dan kader Gerindra, janganlah kalian ingin gunakan lembaga DPR karena mau balas dendam kalian ke Ahok, mantan kader kalian yang sudah keluar," kata Ruhut saat dihubungi, Rabu (20/4/2016).

Menurut Ruhut, sikap Fadli dan kader Gerindra yang terlibat dalam kasus Sumber Waras bisa dilihat jelas. Misalnya, kunjungan Fadli Zon ke Rumah Sakit Sumber Waras. (Baca: Tiba di RS Sumber Waras, Fadli Zon Langsung Lakukan Pertemuan Tertutup)

Menurut dia, Fadli sebagai Wakil Ketua DPR tak perlu melakukan kunjungan itu karena masih banyak hal lain yang harus diurusi.

Kompas.com/David Oliver Purba Seni (18/4/2016), Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon Datangi RS Sumber Waras, Jakarta.
Selain itu, panja penegakan hukum Komisi III DPR yang belakangan menyoroti kasus Sumber Waras juga dipimpin oleh Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa.

Pada Selasa (19/4/2016), Panja Komisi III sudah mengunjungi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk meminta penjelasan soal hasil audit terkait pembelian lahan RS Sumber Waras.

Bahkan Fadli mendorong agar Panja ditingkatkan menjadi panitia khusus DPR untuk mengusut masalah Sumber Waras. (Baca: Fadli Zon Dorong Dibentuk Pansus Sumber Waras)

"Fadli Zon dan Gerindra-nya ini rupanya sudah dendam kesumat dengan Ahok," ucap politisi Partai Demokrat ini.

Ruhut pun meminta sembilan fraksi lainnya tidak terpengaruh dengan permainan politik yang sedang dilancarkan Gerindra ini.

Dia mengingatkan, jangan sampai lembaga DPR digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu. (Baca: Soal Pembelian Lahan Sumber Waras, Dinkes DKI Mentahkan Temuan BPK)

"DPR bukan Gerindra saja, ada sembilan fraksi lain," ucap Ruhut.

KPK tengah menyelidiki ada atau tidaknya tindak pidana korupsi dalam pembelian lahan Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta.

Penyelidik KPK masih melakukan investigasi terhadap hasil audit BPK. (Baca: KPK Akan Umumkan Hasil Penyelidikan soal Kasus Sumber Waras)

Salah satunya, KPK membandingkan hasil audit tersebut dengan keterangan yang diberikan  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sebelumnya, Ahok sudah dimintai keterangan selama 12 jam terkait masalah itu.

BPK menyebut adanya perbedaan harga lahan yang mengindikasikan kerugian negara Rp 191 miliar. (Baca: Mendagri Tegur Ahok yang Sebut BPK "Ngaco")

Sebaliknya, Ahok menganggap tidak ada pelanggaran. Ahok merasa senang KPK mengusut masalah lahan Sumber Waras sehingga akan ada kepastian.

Kompas TV Ini Kata Fadli Zon usai Datangi Sumber Waras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com