JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Presiden Teten Masduki menegaskan bahwa menteri-menteri di Kabinet Kerja tetap bekerja secara optimal.
Para menteri, kata Teten, tak terpengaruh oleh isu perombakan posisi atau reshuffle.
"Saya kira menteri bekerja seperti biasa. Tidak terpengaruh (dengan isu reshuffle)," ujar Teten di kantornya, Jumat (8/4/2016).
"Kan Pak Presiden juga sudah menyampaikan para menteri agar terus bekerja dan tidak usah terganggu dengan isu reshuffle," kata dia.
Teten sendiri menolak untuk berkomentar terkait reshuffle. Hal tersebut dianggap Teten merupakan wewenang Presiden.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung tidak menampik bahwa Presiden Joko Widodo akan merombak kabinet alias reshuffle jilid II.
Namun, reshuffle merupakan wewenang penuh Presiden Jokowi, sehingga segala prosesnya pun hanya Presiden sendiri yang mengetahuinya.
"Intinya, karena itu kewenangan sepenuhnya Presiden, Presiden berdiskusi dengan orang-orang di sekeliling beliau. Kapan waktunya dan siapa orangnya, itu sepenuhnya Presiden," ujar Pramomo di Istana, Senin (4/4/2016).
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai isu reshuffle yang belakangan santer beredar membawa dampak bagi kinerja para menteri di kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Isu reshuffle, menurut Sebastian, membuat kerja para menteri menjadi tak tenang dan tak maksimal.
(Baca: Isu "Reshuffle" Dianggap Bikin Kerja Menteri Tak Nyaman)
"Menteri-menteri yang bekerja ini tidak nyaman. Enggak enak betul jadi menteri sekarang ini. Setiap hari beredar isu tentang reshuffle," ujar Sebastian.