JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai, isu reshuffle yang belakangan santer beredar membawa dampak bagi kinerja para menteri di kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Isu reshuffle, menurut Sebastian, membuat kerja para menteri menjadi tak tenang dan tak maksimal.
"Menteri-menteri yang bekerja ini tidak nyaman. Enggak enak betul jadi menteri sekarang ini. Setiap hari beredar isu tentang reshuffle," ujar Sebastian di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2016).
"Setiap hari juga beredar nama-nama menteri yang entah siapa yang buat. Dan itu penuh spekulatif," kata dia.
Ia menyayangkan sikap Jokowi yang cenderung membiarkan hal ini terjadi. Menurut Sebastian, seharusnya Jokowi tidak membiarkan isu reshuffle ini bergulir liar.
Jika memang akan ada reshuffle, kata dia, maka Jokowi seharusnya mengatakan secara tegas kapan akan dilaksanakan.
Ada pun jika reshuffle tak akan dilakukan dalam waktu dekat, Jokowi juga harus menegaskannya.
"Isu yang beredar ini harus segera diklarifikasi bahwa tidak ada rencana reshuffle," ujarnya.
Meski Jokowi mungkin tak sempat memikirkan hal ini, lanjut Sebastian, namun ia memiliki banyak tim di sekitarnya.
Misalnya, tim komunikasi presiden. Sebastian menilai, manajemen komunikasi yang diterapkan Jokowi saat ini masih kurang tepat.
"Banyak sekali orang yang mengurus di sekitar Istana dan itu orang-orang hebat, tapi sayang (isu reshuffle) dibiarkan liar. Saya tidak mengerti dari sisi komunikasi politiknya," kata dia.