Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Mahyudin: Kita Harus Jadi Bangsa Produktif, Bukan Konsumtif

Kompas.com - 07/04/2016, 13:39 WIB
advertorial

Penulis

Ketika melihat sebagian anak muda Indonesia lebih banyak menggunakan media sosial atau aplikasi digital untuk curhat, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengaku prihatin.

“Waktu patah hati, upload foto sedih di Facebook. Waktu mau makan juga, bukannya berdoa dulu, malah motret makanan lalu upload di Facebook. Terus nggak makan juga, tapi tunggu komen masuk,” ujar Mahyudin di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis (7/4/2016), yang langsung disambut tawa para mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer.

Belum lagi, banyak orang Indonesia berbangga hati membeli dan menggunakan ponsel pintar buatan luar negeri. Ponsel pintar yang populer di Amerika atau Korea misalnya, adalah ponsel yang ada di genggaman sebagian besar orang Indonesia.

Fenomena ini sekilas tampak lucu. Tetapi ada hal lebih besar di balik itu. Mahyudin menilai, Indonesia hanya jadi pengguna.

“Kita hanya jadi bangsa pemakai aplikasi,” ujar ia.

Menurut Mahyudin, itu juga menunjukkan menipisnya nasionalisme di kalangan anak muda. Padahal, Indonesia merupakan negara yang besar dan luar biasa, khususnya dalam hal persatuan.

Indonesia mempunyai dasar negara Pancasila yang digali dari keberagaman bangsa, dan kini menjadi alat yang kuat untuk menyatukan Indonesia.

“Pancasila itu barang asli Indonesia, tidak digali dari bangsa-bangsa lain. Bung Karno menggalinya dari bangsa Indonesia. Pancasila adalah alat yang kuat untuk menyatukan indonesia yang heterogen ini,” tutur Mahyudin saat membuka Seminar Nasional Empat Pilar Kebangsaan dengan tema "Meneguhkan Nasionalisme di Kalangan Pemuda" di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis (7/4/2016).

“Kita bisa rukun. Sekarang di Suriah dan lain-lain banyak konflik. Kita? Di dalam ruangan ini saja saya yakin sukunya beda-beda, tapi kita bersatu di sini. Ini semua karena Pancasila yang menyatukan kita karena prinsip Bhinneka Tunggal Ika-nya,” Mahyudin menambahkan.

Menurut ia, nasionalisme di kalangan anak muda dapat terlihat saat anak-anak muda mau menciptakan karya yang bermanfaat untuk bangsa. Ia berharap, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Borobudur dan seluruh anak bangsa dapat menjadi pribadi yang produktif, bukan konsumtif.

“Saya harap mahasiswa Borobudur, khususnya dari Fakultas Ilmu Komputer ini, bisa menciptakan aplikasi yang bermanfaat buat bangsa. Misal Borobudur mau bikin Facebook sendiri, saya pakai FB-nya Universitas Borobudur. Kita harus bisa berubah jadi bangsa produktif, bukan yang konsumtif,” ucap Mahyudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigjen (Purn) Achmadi Terpilih Jadi Ketua LPSK Periode 2024-2029

Brigjen (Purn) Achmadi Terpilih Jadi Ketua LPSK Periode 2024-2029

Nasional
JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Kalau Perusahaan Rugi Direkturnya Harus Dihukum, Semua BUMN Juga Dihukum

Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Kalau Perusahaan Rugi Direkturnya Harus Dihukum, Semua BUMN Juga Dihukum

Nasional
Terseret Kasus Gubernur Maluku Utara, Pengusaha Muhaimin Syarif Punya Usaha Tambang

Terseret Kasus Gubernur Maluku Utara, Pengusaha Muhaimin Syarif Punya Usaha Tambang

Nasional
Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Nasional
Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Nasional
Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com