"Wuih...syukurlah, kerja politik 7 hari untuk 250 kader utama dan pimpinan Partai Demokrat (PD) di Bogor selesai dan berakhir gemilang," aku menulis SMS menjawab pesan bung Je Barus, dari Flores.
"Saatnya bekerja keras merebut hati rakyat," imbuhku menyampaikan pesan SBY, Ketua Umum PD.
"Terima kasih Sekjend," balasnya sambil meminta untuk melakukan tour politik di NTT seperti Tour de Java yang menarik perhatin publik secara nasional.
Berpolitiklah
Sepanjang sepekan penuh di Bogor, isu tentang deparpolisasi juga terus menghiasi ruang diskusi politisi. Ini adalah tantangan sekaligus pekerjaan rumah para politisi untuk meyakinkan publik akan pentingnya partai politik yang kuat, sehat dan disukai publik karena endurance energi politik para politisinya yang mumpuni.
"Kami mohon maaf, lima tahun terakhir kami berbuat kesalahan, terpeleset dan tergelincir jatuh. Kami menyadarinya. Sekarang kami berbenah lagi. Ijinkanlah. Tak ada sang juara yang tak pernah jatuh. Justru ia disebut juara sejati karena mampu bangkit dari jatuhnya utk memenangkan kompetisi yang maha dasyat," aku menyampaikan tulus kepada rekan-rekan media yang berdiskusi hangat di sela istirahat penataran di Bogor.
"Sejak Oktober lalu, saya sudah berkampanye di Sumut mengajak anak muda berpolitik", kataku menjelaskan ke Bung Roy, Sekretaris DPD PD Maluku.
Di mobil yang selalu bergerak terbaca dengan jelas; Anak Muda Indonesia Tinggalkan Narkoba, Mari Berpolitik. Politik itu Mulia. Lalu diikuti kalimat "Tahun 2015 tercatat 45 juta orang korban narkoba dan Rp. 63 T ludes belanja narkoba.
Partai Politik
Partai Politik (parpol) adalah lembaga dan pilar penting untuk memastikan ritual bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terjadi secara demokratis. Pemerintahan berjalan dan terus bekerja berkesinambungan lewat partai politik yang sehat, kuat dan berenergi yang melekat dengan rakyat.
Rakyat sendiri adalah sang pengadil karena rakyatlah yang menentukan apakah parpol itu yang jadi pilihannya atau tidak. Singkatnya rakyatlah pemilik kedaulatan bernegara lewat suara yang akan dijatuhkannya untuk pilihannya. Bila ia suka dipilih, sebaliknya bila tidak suka tidak dipilih.
Epicentrum politik ada di tangan rakyat. Itulah mengapa disebut kedaulatan rakyat. Tetapi, tidak ada manfaatnya suara rakyat itu jika tidak ada parpol untuk dipilih. Rakyat dan parpol satu kesatuan seperti dua sisi mata uang. Saling melengkapi.
Sesungguhnya politik itu mulia. Maka berpolitiklah, untuk memastikan ritual bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetap terjaga baik.
Kerumunan Politik
"Ah...partai politik itu cuma kumpulan kerumunan politik. Hanya ada ketika jelang pemilu saja. Abis itu sepi", kritik para pengamat.